Rabu, 11 Februari 2009

Kick Andy: Guruku Pahlawanku

Sebagai seorang penggemar Kick Andy..saya hampir selalu menontonnya karena banyak kisah dan petualang menarik....ini salah satunya:

Seorang jebolan kelas 5 SD di Jember, Jawa Timur, merintis sebuah sekolah dasar. Kini sekolah itu sudah memiliki 450 murid yang tak harus membayar uang sekolah alias gratis! Adalah Jufri Umar yang tidak bisa menyelesaikan sekolah dasarnya. “Karena saya pernah merasakan begitu, saya selalu berdoa bahwa bila suatu hari saya kaya, saya akan memberikan sekolah gratis pada seluruh warga desa. Eh, belum kaya ternyata sudah dikabulkan,” kata Jufri yang tak pernah memiliki sepatu ini.Tentu saja ini bukan cerita sulap, karena Jufri memiliki perjuangan yang berat untuk membangun sekolah gratis itu selama puluhan tahun. Dia bahkan rela mengorbankan uang pendapatan pribadi dari pekerjaan serabutannya untuk bisa membesarkan sekolah itu. Keterbatasan bagi Jufri bukanlah penghambat harapannya untuk melihat generasi bangsa memperoleh hak pendidikan.

Begitu pula yang dilakukan oleh Rudi MS, seorang pria asal Cikoneng, Cisarua, Bogor.Pada tahun 1982, saat lulusan SMEA ini sedang jalan-jalan, ia melihat anak-anak pemetik teh tidak bersekolah karena ketiadaan guru. Serta merta ia menawarkan diri untuk menjadi guru mereka. Maka sejak saat itu mulailah Rudi dan anak-anak pemetik teh melakukan kegiatan belajar mengajar dengan beralas tikar di los penimbangan teh. “Saya Cuma berpikir, masa di jaman begini masih ada anak yang gak bisa sekolah, padahal tempatnya kan gak jauh dari ibu kota,” kata guru yang memiliki kelumpuhan kaki kanannya ini. Untuk membeli kapur tulis, Rudi pun harus merelakan uang penghasilannya sebagai tukang parkir dan penjaga toilet di wilayah Puncak. Berkat bantuan seorang dermawan, sekolah perintis itu pun kini sudah memiliki sebuah bangunan dan sekitar 160 murid. Meski begitu, tak ada yang berubah dari kehidupan Rudi, ia masih menjadi tukang parkir dan tetap sebagai guru honorer bergaji rendah. Urusan honor rendah sepertinya bukan halangan bagi Rudi dan nara sumber Kick Andy lainnya, yakni Ridwan Dalimunthe dan Nurlela. Pasangan suami istri ini, menjadi guru sejak tahun 1987 di sebuah sekolah swadaya yang dibangun warga Dusun Aek Pastak, Barumun Tengah, Tapanuli. Sebuah sekolah yang tidak lebih baik dari kisah Laskar Pelangi ini awalnya hanya memiliki 10 murid. Kini sekolah itu memiliki 60 murid.Tak banyak guru yang bertahan untuk mengajar di sekolah yang berdiri sejak tahun 1968 ini, alasan utamanya adalah karena honor yang sangat minim, malah kadang hanya dibayar sejumlah kaleng beras saja. “Saya mau mengajar karena ini desa saya, kalau tidak kita siapa lagi,” kata Ridwan yang lulusan SD dan sehari-hari bekerja sebagai petani ini.

Sementara itu, dari Jakarta Kick Andy menampilkan seorang guru yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan alias tuna netra. Nie Ing Han yang buta sejak usia 41 tahun adalah seorang lulusan ITB yang kini menjadi guru les fisika dan matematika. Pasti bukanlah hal mudah jika seorang tuna netra harus mengajarkan berbagai rumus.Inilah sebuah episode khusus tentang kepedulian sejumlah orang terpilih di dunia pendidikan, serta perjuangan mereka dalam melawan hambatan dan keterbatasan. Sebuah kisah penuh inspirasi, yang akan mengudang rasa terimakasih pada kemauan dan pengorbanannya sebagai guru.

Menarik bukan?
Ketika melihat acara ini tanpa disadari rongga dada saya rasanya sesak ...saya terharu..malu hati dan aneka perasaan yang lainnya..terharu karena ada orang seperti mereka yang sudah berbuat banyak bagi orang lain...

Malu karena ternyata pak jufri yang hanya lulusan kelas 5 sd tersebut ternyata jauh lebih bermanfaat bagi orang lain dibanding saya yang sedang sekolah S-2...saya iri dengan semangat dan kontribusi orang-orang diatas terhadap sekelilingnya...

Ya Allah berikanlah hambaMu ini niat yang kuat dan tulus serta tunjukan jalan/cara untuk bisa berbuat sebaik orang-orang diatas...

Ada satu lagi yang belum disampaikan dalam cerita diatas...ketika ditanya oleh bang Andy : apa keinginan Pak Jufri sekarang? beliau menjawab: saya ingin masuk surga...

Kamis, 05 Februari 2009

Al Qur'an dilecehkan oleh Zionis

Kebiadaban Zionis Israel tidak hanya membunuh dan membantai orang-orang yang tidak berdosa serta menghancurkan fasilitas umum, seperti mesjid, rumah, sekolah, dan rumah sakit.

Bahkan mereka berani melecehkan kitab suci Al-quran dengan merobek dan mencoret-coret Al-quran dengan gambar bintang Daud yang ada di perpustakaan Rumah Sakit Al-Syifa Gaza - sewaktu penyerangan terjadi.

Tim relawan Bulan Sabit Merah Indonesia yang berangkat ke Gaza Palestina menyaksikan langsung bekas-bekas kebiadaban yang dilakukan oleh tentara-tentara Zionis Israel, dan mereka telah memfoto bukti-bukti kebiadan tentara Israel tersebut termasuk merusak kitab suci Al-Quran.

Hal ini membuktikan, bahwa agresi militer Zionis Israel ke Gaza Palestina, tidak semata-mata karena faktor membalas serangan Hamas, tapi agresi Israel ke Gaza, memang mempunyai motif agama, karena hakekatnya, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, Yahudi dan Nashrani permusuhannya sangat keras terhadap kaum muslimin.(fq/bsmi)