Sabtu, 20 Juni 2009

Bidadari Syurga, Ainul MardiyahPengantar

dari catatan fesbuk bapak M Rizal

Kisah ini sudah sangat terkenal. Dikabarkan bahwa kisah ini hanyalah karangan seorang sastrawan Aceh, untuk memberikan semangat kepada pemuda pemuda di Aceh dalam melawan penjajahan. Wallahu a’lam. Namun demikian, alangkah bagusnya jika kita bisa mengambil ibroh/pelajaran dari kisah kisah tersebut.
_________________________________________________

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka"Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga."Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . .""Assalamu’alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . ..."Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia

Andaikata Aku Bisa Memberi Lebih Banyak Lagi...

Andaikata Aku Bisa Memberi Lebih Banyak Lagi...

Seperti yang telah biasa dilakukan ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia, maka Rasulullah SAW mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”. Istrinya almarhum menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”. “Apa yang dikatakannya?”. “Saya tidak tahu, ya Rasulullah SAW, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah rintihan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.” “Bagaimana bunyinya?” desak Rasulullah SAW. Istri yang setia itu menjawab, “Suami saya mengatakan “Andaikata lebih jauh lagi…andaikata yang masih baru…..andaikata semuanya….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?” Rasulullah SAW tersenyum “sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru”.Kisahnya begini. Pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “Andaikan lebih jauh lagi”. Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih jauh lagi, pasti pahalanya lebih besar pula.Ucapan lainnya ya Rasulullah SAW?” tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Andaikata yang masih baru kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”. Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah SAW?” tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan, “Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan menghembuskan nafasnya, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.Begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga menimpa kita sendiri. “Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.” (QS.Al Isra’: 7)

artikel ini diambil dari catatan rekan di fesbuk (bapak M Rizal)....

Jumat, 19 Juni 2009

Mesjid di lingkungan saya baru saja melaksanaka pilketu...dan terpilihlah salah satu Pemakmur Mesjid..bahkan beliau ini juga yang katanya mengurusi pembangunan mesjid dulunya...beberapa hari kemudian terjadi isue yang kurang sedap...dimana terjadi gosip bahwa Ketua yang baru telah melakukan money politik..dengan mengerahkan warga di luar kompleks ikut dalam pemilihan....isue tersebut di lemparkan oleh lawan terkuatnnya pada saat pemilihan...

Hmmm..setelah mmencari informasi yang lebih akuran dari kedua belah pihak ternyata lawan terkuat itu adalah incumbent yang kebetulan merupakan kader dari organisasi PERSIS sedangkan yang terpilih berasal dari NU...

Memang pada saat pemilihan banyak orang luar kompleks yang hadir..tetapi setahu saya merekalah yang sering sholat dimesjid....dan orang2 dari kompleks pun hadir tetapi mereka jarang ke mesjid..ini juga membuat saya heran...jarang sekalike mesjid kok ya pada saat pemilihan .....kok ada istilah orang luar kompleks dilarang ikut pemilihan ketua..padahal selama ini merekalah yang memakmurkan mesjid....ada istilah mesjid kompleks segala...he...he...repot memang...susah kalau baru makmur sedikit sudah merasa perlu membedakan diri.....

Bicara soal NU dan PERSIS...memang dari dulu di akar rumput ..ribut melulu...cuma saya punya catatan khusus untuk mantan pengurus yang dari PERSIS ini..mereka pernah mengusir Jamaah Tabligh yang sedang berktifitas di masjid dekat rumah kami...bahkan salah satu simpatisannya pernah menyarankan saya untuk tidak menerima Ikhwan dari JT ini kalau bertamu ke rumah...Agak heran saya...
Lho..apa Rasulullah SAW mengajarkan kita menolak tamu yang ingin bersilaturahmi kepada kita?
he..he..rumah...rumah saya kok...ya ketika ikhwan dari JT datang tetep saya terima dong...
...
Ngomong2 soal JT ..ada yang pernah tanya ke saya soal JT...waktu itu saya jawab sesuai pengetahuan saya....iseng-iseng hari ini saya masuk ke eramuslim.com ternyata ada jawabannya...

sumber www.eramuslim.com
Jama’ah Tabligh lebih dekat kepada jama’ah pemberi nasehat atau arahan kepada kaum muslimin untuk melakukan berbagai keutamaan amal. Jama’ah ini juga meminta kepada para anggotanya agar menyediakan waktu khusus untuk “khuruj” atau keluar melakukan suatu perjalanan menyampaikan da’wah di tengah-tengah manusia dan bercampur dengan mereka di masjid-masjid, club-club, atau tempat-tempat kerja mereka.
Jama’ah Tabligh (JT) ini didirikan di Benua India oleh Muhammad Ilyas bin Syeikh Muhammad Ismail yang bermadzhab Hanafi. Beliau dilahirkan pada tahun 1303 H dan wafat pada tahun 1364 H.
Muhammad Ilyas mendasarkan pembentukan jama’ah yang menekankan da’wahnya pada tabligh (penyampaian) ini pada firman Allah swt :
نتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imron : 110)
Menurutnya makna “ukhrijat” adalah hendaknya kamu keluar untuk rihlah (wisata) dan menyampaikan da’wah kepada manusia.
Prinsip-prinsip Jama’ah Tabligh :1. Kalimat Thayyibah : Laa Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah.2. Mendirikan Shalat.3. Ilmu dan dzikir.4. Memuliakan setiap muslim.5. Ikhlas.6. Berjuang di jalan Allah
Didalam mencapai 6 tujuan tersebut, JT menggunakan saran-sarana sebagai berikut :
1. Nasehat dan Arahan
Mereka yang telah menjadi anggota JT menyampaikan ceramah di masjid-masjid tertentu yang mempunyai hubungan dengan JT. Setelah ceramah, hadirin diminta menyisihkan sedikit waktu untuk jama’ah. Ukuran waktu ini ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi para penyambut ajakan mereka. Penentuan waktu dimulai dari 6 bulan, 40 hari, 20 hari, satu pekan hingga 3 hari. Nama-nama peminat didaftarkan dan dihadapannya telah terbentang waktu da’wah yang telah ditetapkan untuk dirinya sesuai dengan situasi dan kondisinya.
2. Rihlah (perjalanan) atau Siyahah (Wisata)
Sasaran dari rihlah ini adalah tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi oleh JT sebelumnya. Waktu lamanya rihlah disesuaikan dengan kesediaan para peserta. Kelompok rihlah ini dinamakan dengan kafilah tabligh dengan dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut amir. Biayahrihlah ini ditanggung oleh seluruh anggota kafilah.
Amir kafilah membagi para anggotanya menjadi tiga kelompok : ada yang bertugas menyampaikan ceramah dan nasehat, ada yang ditugaskan membersihkan masjid atau tempat yang disinggahi kafilah dan dari mereka ada yang ditugasi berkeliling ke rumah-rumah penduduk meminta mereka mendengarkan nasehat dan arahan. Isi nasehat dan arahan difokuskan pada keutamaan amal, targhib (kabar gembira), tarhib (ancaman) atau membangktikan kasih saying.
Husein bin Muhammad bin Ali Jabir mengutip tesis dari Muhammad Aslam, seorang pimpinan militer Pakistan yang belajar ilmu agama dan diterima di Jamiah Islamiyah Fakultas Syari’ah dan telah memrampungkan studinya tahun 1398 – 1399 H, yang mengatakan bahwa pemikiran dan ajaran dari Jama’ah Tabligh adalah :
1. Keharusan bertaklid sebab syarat-syarat ijtihad yang dikemukakan para ulama salaf sudah tidak ada lagi di kalangan ulama saat ini.
2. JT meyakini bahwa tasawwuf adalah cara untuk mewujudkan hubungan dengan Allah dan memperoleh kelezatan iman. Tasawwuf adalah tolak ukur bagi JT untuk mengukur ketaatan anggota kepada jama’ah.
3. JT tidak memandang perlu nahi munkar.dengan alasan bahwa fase sekarang menurut mereka adalah fase mewujudkan iklim yang kondusif bagi masuknya kaum muslimin ke dalam jama’ah mereka sedangkan amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan penghalang bagi fase ini.
4. Mereka tidak memandang bahwa keluar dari 6 ajaran diatas yang telah digariskan Muhammad Ilyas sebagai keluar dari islam tetapi sebagai keluar dari strategi JT.
5. Melarang anggota JT memperluas dan mendalami aliran-aliran filsafat yang berkembang dalam masyarakat sekitar kita.
6. Mereka memisahkan antara agama dan politik. Setiap anggota tidak berhak mengkaji politik atau terjun dalam urusan yang berhubungan dengan pemerintahan. Atas dasar itu, mereka tidak terlibat dalam Front Oposisi Pakistan.
7. Mereka memandang tidak wajib seorang anggota berda’wah di negeri tempat tinggalnya, namun setiap anggota yang tinggal di satu kota tertentu wajib berda’wah di kota lain. Alasan yang digunakan adalah firman Allah,”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia..” (QS. Al Imron : 104) yang dimaksud ayat itu adalah keluar dari negerinya. (Menuju Jama’atul Muslimin hal 310 – 319)
Tentang tujuan, sarana maupun pemikiran Jama’ah Tabligh ini memang banyak mengundang pertanyaan dan komentar para ulama diantaranya :
1. Mengapa tujuan da’wahnya hanya dibatasi pada 6 prinsip saja?
2. Mengapa ijtihad dilarang kepada setiap anggotanya? bukankah persoalan-persoalan manusia terus berkembang dan menuntut solusi yang tidak menyimpang dari hukum agama?
3. Mengapa Nahi Munkar (mencegah kemunkaran) menjadi sesuatu yang dilarang? Bukankah nahi munkar senantiasa menyertai amar ma’aruf dan merupakan bagian dari perintah agama yang harus ditegakkan dan hal ini diperkuat oleh berbagai dalill baik Al Qur’an maupun Sunnah?
4. Mengapa terjadi pemisahan antara agama dan politik? Bukankah islam adalah agama yang mencakup seluruh sendi kehidupan termasuk didalamnya politik? Bukankah kekhilafahan yang pernah dibangun oleh para khulafaur Rasyidin dan khalifah-khalifah setelahnya adalah penerapan aspek politik islam? Dan bagaimana umat akan bisa mengembalikan khilafah jika mereka mengharamkan politik!
Meskipun tampak adanya parsialisasi didalam da’wahnya akan tetapi tidak dinafikan bahwa Jama’ah Tabligh pun telah memainkan peranan penting didalam da’wah-da’wahnya di dunia islam, seperti kesaksian Muhammad Aslam yang mengatakan,”Perlu dikemukakan satu hal penting yang tidak diingkari siapa pun bahwa jama’ah ini telah memainkan peranan yang sangat menonjol dalam memperbaiki manusia. Banyak orang yang bertaubat dari kefasikan dan maksiat serta kembali pada kebajikan berkat usaha gigih dari jama’ah ini. Mereka para pejuang da’wah JT tidak henti-hentinya berda’wah siang dan malam untuk menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, mengarahkan mereka kepada cahaya dan petunjuk.”
Beliau melanjutkan kesaksiannya bahwa JT adalah satu-satunya jama’ah yang mampu menebar da’wah islam ke seluruh penjuru negeri, bahkan sampai ke negeri komunis dan Israel. JT adalah jama’ah yang mengembalikan kehidupan masjid yang selama beberapa abad telah ditutup pintunya, kemudian ditunaikan shalat di dalamnya serta menjadi tempat berdzikir kepada Allah dan membaca Al Qur’an setelah masjid-masjid ini lama ditinggalkan. Jama’ah ini telah membangkitkan hasrat penduduk negeri untuk membangun masjid.
Adapun tentang boleh tidaknya keluar dari jama’ah ini maka pada dasarnya tidak ada kewajiban bagi seseorang untuk melakukan pembai’atan kepada salah seorang amir atau imam dari jama’ah minal muslimin pada saat ini dikarenakan ketidakberadaan jama’atul muslimin.
Sehingga apabila seseorang meyakini bahwa jama’ah tempat dirinya berada sudah tidak sesuai atau tidak bisa lagi dipakai sebagai kendaraan baginya untuk meraih cita-citanya dikarenakan kekurangan yang ada didalamnya maka dibolehkan baginya untuk keluar darinya dan mencari jama’ah lainnya yang diyakini lebih baik. Untuk lebih jelasnya bisa baca “Hukum Berhenti Dari Jama’ah
Wallahu A’lam

Rabu, 10 Juni 2009

KEISTIMEWAAN MUSLIMIN DAN MUKMININ

Astagfirullah...
Ya Allah..jadikanlah saya termasuk seorang muslim yang Taat...
Ya Allah ..jadikanlah saya termasuk seorang Mukmin yang kuat...

Keistimewaan Muslimin dan Mukminin


1. Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin. (HR. Ath-Thabrani)
2. Umatku (umat Muhammad) ibarat air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya atau akhirnya. (Mashabih Assunnah)
3. Sesungguhnya di kalangan hamba-hamba Allah ada orang yang apabila memohonkan sesuatu maka Allah akan menerimanya (mengabulkannya). (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah." (HR. Tirmidzi dan Ath-Thabrani)

5. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa menyenangi amalan kebaikannya dan menyedihkan (bersedih dengan) keburukannya maka dia adalah seorang mukmin. (HR. Al Hakim)
7. Akan ada suatu umat dari umatku yang masih tetap melaksanakan perintah Allah, maka tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang mengecewakan dan menentangnya dan sampai tiba ketentuan Allah mereka tetap dalam penderitaan tersebut. (HR. Al Hakim)
8. Orang yang shaleh selalu mendapat tekanan-tekanan. (HR. Al Hakim)

9. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)
10. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya'la)
11. Mencaci-maki seorang mukmin adalah suatu kejahatan, dan memeranginya adalah suatu kekufuran. (HR. Muslim)

12. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
13. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "andaikata" dan "jikalau" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." (HR. Muslim)
14. Seorang muslim ialah yang menyelamatkan kaum muslimin (lainnya) dari (kejahatan) lidah dan tangannya. Seorang mukmin ialah yang dipercaya oleh kaum beriman terhadap jiwa dan harta mereka, dan seorang muhajir ialah yang berhijrah meninggalkan dan menjauhi keburukan (kejahatan). (HR. Ahmad)
15. Seorang mukmin tidak akan digigit dua kali dari lobang yang satu (sama). (Mutafaq'alaih)
16. Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti saudaranya yang muslim. (HR. Abu Dawud)
17. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Senin, 08 Juni 2009

Kelompok Bersenjata Serang Masjid di Thailand, 11 TewasElvan Dany Sutrisno - detikNews

Lagi-lagi kekerasan di Thailand Selatan...Indonesia dan Malaysia yang merupakan kekuatan Muslim terbesar di ASEAN ..no comment saja...
Kapankah Kerajaan Pattani akan bebas? kapankah Mindanao dan Sulu akan bebas?

-->Narathiwat - Sekelompok milisi bersenjata melakukan serangan membabi-buta di sebuah masjid di Thailand. Kejadian ini menewaskan 11 orang dan melukai 12 orang lainnya."Para penembak menyerang secara tiba-tiba ke dalam sebuah masjid di wilayah provinsi konflik, Narathiwat, saat para muslim tengah solat maghrib," tutur seorang anggota polisi, seperti dikutip AFP , Senin (8/6/2009).Serangan ini menjadi serangan paling berdarah dalam bulan ini di daerah perbatasan dengan Malaysia, yang telah menewaskan lebih dari 3.700 orang sebelumnya."Ada dua kali serangan, satu dari pintu depan dan satu dari pintu samping," tutur juru bicara tentara Thailand, Kolonen Parinya Chaidilok.Parinya menjelaskan bahwa 10 orang meninggal seketika dan sisanya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Disamping itu masih ada 12 korban lain yang mengalami luka serius."Identitas penyerang yang melakukan serangan hari Senin belum diketahui, namun dengan menyerang masjid mereka seperti mencoba melawan pertahanan Thailand," tutur parinya.Serangan ke masjid ini hanya berselang tiga hari setelah perdana menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva mendiskusikan strategi pemerintah untuk menandatangani kesepakatan perdamaian dalam setengah dekade ke depan. Pemerintah pun sangat menyayangkan kejadian ini.

Senin, 01 Juni 2009

FPI dan Habib Rizieq...

FPI..where are you...rasanya kangen juga menunggu kabar terkini dari FPI...
Habib Rizieq....piye kabarnya ya...semoga sehat selalu..diberi kekuatan Jasmani maupun Rohani...

Oknum Demokrat...

Dalam suatu debat di salah satu TV swasta beberapa hari yang lalu Oknum demokrat mengatakan bahwa (kira-kira begini kalimatnya) : arab tidak pernah membantu indonesia...

Saya heran dengan oknum yang satu ini . Tidakkah pernah ia membaca sejarah...apa dia pikir hanya etnisnya sajalah yang punya kontribusi di negri ini??

Yang pertama kali mengakui kemerdekaan RI adalah salah satu negri jazirah arab....Islam berkembang salah satunya karena utusan-utusan yang diutus dari arab...ooohh ini barangkali...mungkin beliau mengidentikan islam dengan arab..sehingga mungkin ada rasa tidak suka pada islam yang dia representasikan dengan bangsa arab....wah ini bahaya sekali......dan lebih berbahaya lagi...banyak orang-orang sehaluan dengan oknum ini berada dibelakang SBY-BOediono...Mmmm...kemana para politikus muslim yang ada didalam partai yang katanya partai dakwah...sejauh ini no comment aja ternyata....padahal sudah jelas kebencian /ketidak sukaan oknum minoritas yang tidak tahu diri ini terhadap islam yang dia representasikan sebagai arab...(ini sekedar opini dan perasaan saya saja...)...

Terus terang melihat perkembangan politik akhir-akhir ini saya sangat berharap SBY-Boediono tidak terpilih ....apalagi melihat track record boediono pada zaman Mega menjadi Presiden...sebagai menkeu kontribusi beliau terhadap penjualan BUMN ke pihak asing saya rasa besar porsinya.....

Jadi pilih siapa??
Kayaknya JK-WIN menarik untuk dicontreng...(tadinya mau golput...tetapi setelah melihat perkembangan yang ada....kelihatannya harus memilih)