Senin, 12 Desember 2011

Allah Beserta orang-orang yang sabar

Allah Bersama Orang yang Sabar!


Sabar adalah satu sifat yang mulia. Dengan sifat sabar, kita bisa merubah lawan menjadi teman. Orang-orang yang sabar mempunyai keuntungan yang besar:





„Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.



Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.“ [Fushilat:34-35]



Allah menjanjikan surga kepada orang-orang yang sabar:





„Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,



(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.“ [Ali Imran:133-134]





Ketika Abu Bakar tersinggung pada kerabatnya yang turut menyiarkan fitnah terhadap anaknya ‚Aisyah dan ingin menghentikan bantuan, turun ayat Allah yang melarang itu:





„Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“ [An Nuur:122]





Memaafkan orang bisa mendapat pahala dan lebih utama:





„Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.“ [Asy Syuura:40]





„Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.“ [Asy Syuura:43]





„Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa.“ [An Nisaa’:149]





Kadang dalam rangka taushiyah/dakwah orang sering berkata-kata buruk terhadap orang yang tidak sepaham. Padahal dalam surat Al Ashr kita diperintahkan untuk melakukannya dengan cara yang baik dan dengan kesabaran:





„kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.“ [Al Ashr:3]





Allah tidak suka dengan orang yang suka mencaci orang lain:





„Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ [An Nisaa’:148]





Allah cinta dan bersama dengan orang-orang yang sabar:





„Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“ [Al Anfaal:46]





Allah menyuruh kita sabar dan melarang kita marah meski kita dalam keadaan benar. Lihat bagaimana Allah mengecam Nabi Yunus yang marah kepada ummatnya yang jelas-jelas kafir:





„Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).“ [Al Qalam:48]





Menjadi orang yang sabar memang sulit. Sangat sulit. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kekuatan bagi kita hingga bisa jadi orang yang sabar dan dekat denganNya.



Di bawah adalah doa agar diberi Allah kesabaran dan wafat dengan akhir yang baik (Husnul Khatimah) di mana kita bukan hanya dicintai Allah, tapi juga manusia:







“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu” [Al A'raaf 126]





Wassalamu’alaikum wr wb

Senin, 03 Oktober 2011

Hati Yang Bersih Tidak Akan Pernah Puas Dengan Al-Quran

Sahabat mulia Rasulullah saw Utsman bin Affan ra pernah berkata:
"Apabila hati kalian bersih, niscaya kalian tidak akan pernah puas dengan al-Qur'an."
Sebagai seorang muslim, membaca Al-Qur'an adalah sebuah amalan utama dalam hidup ini. Dengan belajar dan mengajarkan Al-Qur'an, seorang muslim akan selalu konnek (terhubung) dengan Allah swt. Dalam hal dan aktivitas apapun itu. Karena hidupnya tidak akan pernah mulus dari berbagai persoalan yang melingkupinya, maka berinteraksi secara baik dan erat dengan Al-Qur'an seakan tidak terhindarkan lagi. Apabila hati sudah terhubung dengan kekuatan Allah, Insya Allah segala persoalan dan hambatan hidup akan mudah dan mendapat kemudahan dari-Nya.

Tapi, pada kenyataannya interaksi itu tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya. Ada saja kendala yang menghadang. Dan itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ia harus bangkit untuk mencarikan solusinya. Seorang muslim sejati, niscaya akan segera bangkit dari kebingungan. Dia akan 'curhat' dan mengadu kepada Tuhannya, bukan kepada selain-Nya. Ia sadar bahwa kembali kepada hakikat belajar al-Qur'an sebagai sarana berkomunikasi paling efektif adalah solusi yang terbaik.

Hati yang kotor VS Al-Qur'an yang suci
Dalam berinteraksi dengan nilai-nilai Al-Qur'an tentu saja tidak semua hati bisa terpaut dengan mudah. Ini disebabkan karena hati dan daya tarik kepada duniawi memiliki keterkaitan yang kuat. Hati seorang muslim akan mencari di mana selanya sehingga ia bisa benar-benar bisa dekat dengan Allah swt. Bisa jadi hatinya kotor karena noda maksiat yang sudah demikian berkarat. Akibatnya kesucian nilai-nilai Al-Qur'an tidak mau masuk ke dalam sanubarinya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan bahwa hati yang kotor dan kufur akan menjadi penghalang seseorang berinteraksi dengan nilai-nilai al-Qur'an.
Hanya hati yang bersih saja, kelembutan akan dengan mudah masuk ke dalamnya.

Al-Qur'an dan kepuasan batin
Apakah saat ini telah mendapatkan kenikmatan belajar dan bersama al-Qur'an, baik itu membaca, memahami, menghayati, menghafalkan dan mengamalkannya? Bila belum, waspadalah akan hati anda yang kotor. Jika hati anda sudah kotor maka sangat mustahil akan dapat memperoleh kesejukan isinya. Selagi hati masih kotor, maka kenikmatan belajar Al-Qur'an akan hilang. Akibatnya kepuasan batinpun tidak ada. Apalagi keindahan, kedamaian dan keajaiban lainnya bisa dirasakan. Sungguh, Allah hanya akan memilih mana di antara hati-hati hamba-Nya yang siap untuk menerima hidayah dari-Nya.

Oleh karena itu, dalam pandangan Allah swt, hamba-hamba yang siap, memiliki niat yang luhur dan mulia serta berusaha memperbaiki hatinya yang akan dapat merengkuh keindahan kelembutannya. Wallahu a’lam

www.muntadaquran.net

Kelas Tahfidz IJMA TAQWA


Alhamdulillah kelas Tahfidz kerjasama antara Yayasan Kuntum Internasional dengan Keluarga Besar Jamaah Masjid At-Taqwa ( IJMA - TAQWA) telash dimulai pada tanggal 1 Oktober 2011. Peserta yang seharusnya 20 orang ternyata baru bisa hadir 13 orang. Mudah-mudahan kegiatan ini berlangsung secara konsisten dan semua peserta Insya Allah menjadi para penjaga Qur'an. Target Awal kami pada tahun pertama semua hafal minimal 2 Juz Al qur'an.

Untuk mencapai hal tersebut perlu kerjasama dari semua pihak karena start awal dari kami semua berbeda. Ada yang belum bisa baca Al Qur'an sama sekali dan ada yang sudah hampir hafal 1 Juz. Satu sama lain harus saling memberikan motivasi.

Ya Allah bimbinglah kami untuk selalu berada di jalan-MU...mudahkan kami dalam mempelajari,membaca,menghafal,memahami dan mengamalkan Al Qur'an

Kamis, 29 September 2011

Yayasan Le Morai Timor Timur

Selesai shalat Isya seperti biasa kami mengobrol, tegur sapa dan saling bercanda sebentar...Pak Tuyana, Pak Yana, P. Qohar, P.Soni saya saling bercanda...ada seseorang terus memperhatikan sambil tersenyum senyum melihat kami bercanda sedemikian akrabnya...
Kemudian P. Soni akan pamit...sambil memperkenalkan tamunya yang dari tadi memperhatikan kami semua tadi.. Namanya Hasan BAsri..pengurus yayasan mualaf tim-tim..dari tegur sapa yang sekedarnya berlanjut dengan cerita yang cukup panjang tentang perjuanganya menjaga akidah anak muslim timtim...

Penasaran ..saya coba cari di google...ternyata luar biasa kiprahnya...Alhamdulillah Ya Allah..Engkau pertemukan lagi hamba-Mu ini dengan orang-orang yang ikhlas berjuang dijalan Mu



Kontribusi yayasan ini tidak kecil. Walau fasilitasi seadanya, tapi ia mampu
menyebarkan manfaat kepada banyak orang. Yayasan Lemorai berada di garda
terdepan membina para muallaf asal Timor Timur


Timor Timur memang telah terpisah dari NKRI. Namun hal itu menyisakan persoalan
tersendiri bagi umat Islam. Sebab, banyak saudara-saudara semuslim di sana yang
hampir saja kehilangan eksistensi akibat konstelasi politik yang terjadi.
Satu-satunya cara terbaik agar akidah mereka terjaga adalah dengan berhijrah ke
berbagai daerah di Indonesia.

Karena itu pulalah di kawasan Dusun Babakan Mulya RT 01/06 Desa Gunung Manik,
Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berdiri Yayasan Lemorai
Timor Timur Indonesia. Lemorai sendiri berarti perkumpulan muallaf asal Timor
Timur.

Adalah H Hasan Basri Roberto Freitas yang menjadi pionirnya. Ketika terjadi
pemisahan provinsi Timor Timur yang kini menjadi Republik Timor Leste, ia
melihat banyak kaum Muslimin dan muallaf di sana yang berada di persimpangan
jalan. Karena itu, untuk menjaga akidah mereka, ia merasa bahwa mereka perlu
dihijrahkan ke berbagai daerah.

Jawa Barat merupakan satu daerah tujuan yang dirasa kondusif bagi pembinaan
Muslim dan muallaf Timor Timur. Selain karena banyak lembaga keislaman yang
peduli terhadap mereka, berdiri juga banyak pesantren di sana. Hasan Basri
sendiri telah banyak menyalurkan anak muallaf Timor Timur itu ke berbagai
daerah di Indonesia dan dititipkan ke berbagai pesantren. Kanwil Depag Jawa
Barat dan NU Jabar sendiri cukup memberi kemudahan kepada para mereka, setelah
mendapat rekomendasi dari MUI Timor Timur (1998).

Yayasan Lemorai resmi merjalankan aktivitasnya per 27 Desember 2000. Lembaga
ini berkembang dengan fasilitas sederhana. Tapi, itu tak menjadikan syiar
dakwah Islam surut. Dengan kondisi terbatas, pihak yayasan kini sedang
mengupayakan penyempurnaan pembangunan masjid, pembangunan asrama putra, asrama
putri dan gedung lain yang dibutuhkan guna proses pendidikan agama yang
dilakukan di sana. Gedung untuk pesantren pun dilengkapi dengan gedung buat
laboratorium komputer dan bahasa serta satu unit gedung untuk konveksi.

“Di sini ada sekitar 54 orang anak yang dididik layaknya sebuah pesantren.
Jumlahnya 35 orang putra dan 12 orang putri. Mereka tidak hanya berasal dari
Timor Timur saja. Tapi ada beberapa daerah, seperti dari NTT, Poso dan
Sulawesi,” ungkap Hasan Basri kepada Sabili beberapa waktu lalu.

Luas tanah yang dimiliki sekitar 3000 M2. Untuk masjid yang dibangun sekitar
tahun 2004-2005 seluas 7x11 meter. Ada pula Panti Asuhan Yatim Piatu Lathiful
Muhtadin serta rencananya dibangun pesantren Lemorai. Sebagai langkah, para
santri belajar di masjid. Karena itu, pembangunan asrama putra pun menjadi
sebuah kebutuhan yang mendesak.

Selama ini, pembangunan gedung tersebut hanya mengandalkan donatur perorangan.
Untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan dibutuhkan sekitar 7 juta rupiah.
Sementara itu, bantuan yang didapat dari para dermawan yang menyisihkan
rezekinya hanya sebesar 1,2 juta rupiah. “Kita selalu yakin dengan Allah. Allah
akan mencukupkan segala kebutuhan itu asalkan kita semua istiqamah berjuang di
jalan-Nya,” ujar Hasan, optimis.

Menurut Siyaman Abdullah, seorang pengajar di sana, ia beserta dua orang
ustadzah Timor Timur dan Sulawesi yang mengajar anak didik putri bahu-membahu
membina mereka untuk memahami Islam secara utuh. Mereka diberi pendidikan
tentang tauhid, akidah, bahasa Arab, hapalan al-Qur’an serta pelajaran Islam
lainnya.

Proses belajar-mengajar yang dijalankan memang berbeda dari yang lain. Usai
Shubuh para santri dididik untuk mampu menghapal al-Qur’an. Mereka belajar
sampai pukul 12 siang di SD dan SMP setempat. Lalu dilanjutkan pemberian materi
sampai menjelang Ashar, kemudian Maghrib sampai Isya. Mereka menerima materi
bahasa Arab atau pelajaran Islam lainnya.

“Selain itu mereka pun mengikuti ekstrakurikuler, seperti olah raga, cara
menanam sayuran serta anak-anak putra disuruh membantu pembangunan. Sementara
santri putri diperbantukan untuk menyediakan makanannya,” tambah Siyaman
Abdullah. Ia mengakui pula, anak didiknya kini ada yang telah mampu menghapal
1-2 juz al-Qur’an.

Saddam Hussein, salah seorang santri di sana menuturkan, dirinya sangat senang
dan menikmati suasana belajar di sana. Ia yang tadinya tidak paham dengan soal
keislaman dapat memahami ajaran Islam itu. “Pokoknya walau dalam kedaan
terbatas, tetapi saya pribadi ternyata mampu belajar secara baik,” ujarnya,
penuh semangat.

Yayasan Lemorai Timor Timur ini sendiri dibina langsung oleh Ustadz Aan Zuhana.
Tidak sekadar menjalankan program internal saja, Lemorai juga melakukan
berbagai kegiatan, antara lain: program baca al-Qur’an setiap Kamis malam dan
berbaur dengan warga sekitar. Bahkan setiap Sabtu malam digelar kegiatan dakwah
dan tabligh keliling di berbagai tempat dengan menghadirkan dai-dai dari luar
daerah.

Berbagai kegiatan insidentil juga turut menyemarakkan kegiatan yayasan ini.
Sekadar contoh, pelaksanaan pemotongan hewan qurban yang bekerja sama dengan
FUUI beberapa waktu lalu. Lebih-lebih menurut Hasan Basri, ada beberapa daerah
yang dekat dengan tempat tinggalnya, yaitu Haur Ngombong dan Mulia Bakti yang
dikenal rawan pemurtadan dan Kristenisasi.

Letak Lemorai kurang lebih 30 km dari Kota Bandung dan 15 km dari pusat kota
Kabupaten Sumedang. Namun, keberadaannya cukup membawa perubahan bagi kehidupan
masyarakat. Akhirnya, masyarakat sedikit demi sedikit mulai mau mempelajari
Islam secara baik dan beribadah secara benar. Bahkan, bupati atau pejabat,
seperti Kapolres Sumedang mau datang berkunjung ke sana. Padahal, hal itu
sebelumnya tidak pernah terjadi.


Amar, salah seorang tokoh muda di sana, cukup positif menanggapi kehadiran
yayasan itu. Mulanya, ia menganggap Muslim Timor Timur bersikap eksklusif.
Ternyata sangkaan itu salah besar, sebab mereka ternyata mau membaur dengan
masyarakat asli.

Meski memiliki masjid besar, namun mereka tetap melakukan shalat Jumat di
masjid Jami yang ada di daerah itu. Tidak itu saja, mereka juga bisa memberikan
kontribusi positif bagi warga. Mereka mampu membuat jalan masuk yang tadinya
hanya lorong-lorong dan membangun lapangan bola voli bagi warga.

“Paling tidak kami bisa menciptakan ukhuwah islamiyah di tempat kami. Terus
terang, mereka (Muslim Timor Timur—red) adalah orang yang baik untuk diajak
bekerja sama, terutama di saat melakukan dakwah Islam kepada masyarakat
sekitar,” tegas Amar.

Karenanya yayasan ini membutuhkan dukungan dari berbagai ormas dan lembaga
Islam yang ada. Karena, apa pun dukungan yang diberikan tentu akan diterima.
Yang tak kalah penting adalah mengupayakan agar perjuangan para muallaf Timor
Timur terlihat dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan Islam itu sendiri.

Yayasan Lemorai Timor Timur Indonesia hanyalah bagian kecil dari Islam itu
sendiri. Mereka patut mendapat perhatian dari siapa pun yang peduli terhadap
saudara mereka sesama Muslim. Semoga perjuangan Hasan Basri Roberto Freitas
bermanfaat bagi orang banyak. Yang tak kalah pentingnya juga adalah menjaga,
membentengi dan membina akidah Islamiyah para muslim dan muallaf Timor Timur
agar menjadi Muslim yang kaffah. Saat ini adalah waktu terbaik untuk
melakukannya.

Rabu, 28 September 2011

Metode Lain menghafal Qur'an

Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiym.
Assalaamu ‘alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu.
Alhamdulillah, Washshalatu wassalaamu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa ash-haabihi ajma’iyn. Ammaa ba’du.

Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy’an, banyak hadits yang menyebutkan tentang keutamaan menghapal Al-Qur’an, dan sepantasnya di hati setiap orang yang beriman memiliki keinginan yang kuat untuk menghafalkannya, dan senantiasa memiliki kecemburuan terhadap para penghafalnya, namun kecemburuan yang kami maksud bukanlah kecemburuan negatif yang menghendaki hilangnya suatu nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada saudaranya dan kemudian nikmat tersebut beralih kepadanya, bukan itu Ikhwan dan Akhwat sekalian,

akan tetapi yang kami maksud di sini adalah kecemburuan positif di mana kita pun menginginkan nikmat yang sama tanpa ada keinginan agar nikmat tersebut hilang dari saudara kita, sehingga kitapun saling berpacu bahkan saling tolong menolong dalam menggapai kebaikan tersebut.

Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy’an, sebelum kami masuk ke pembahasan metode maka terlebih dahulu kami ingin melampirkan beberapa dalil tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an, dengan harapan ini semua akan lebih memacu kita semua untuk berusaha dan terus berusaha menghafalkan Al-Qur’an tersebut tanpa ada kata menyerah hingga KETETAPAN ALLAH datang menghampiri kita semua, Insyaa Allah, Allahu Akbar…!!!

1. Hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah ‘Azza wa Jalla.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu:
“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih).

2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam.
Dari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Qur’an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur’an-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam :”Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hafal, hai Fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Pelajarilah Al Qur’an dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Qur’an- adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada ‘Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu Hibban).

3. Penghafal Al Qur’an akan memakai mahkota kehormatan.
Dari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: :”Penghafal Al Qur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur’an akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Qur’an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur’an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia meninalinya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi(1/533).)

4. Dapat membahagiakan kedua orang tua, sebab orang tua yang memiliki anak penghapal Al Qur’an memperoleh pahala khusus.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Buraidah Al Aslami Radiyallahu ‘anhu, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Qur’an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Qur’an akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”. Penghafal tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Qur’an berkata; “saya adalah kawanmu, Al Qur’an yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Qur’an. “Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil). (diriwayatkan oleh Ahmd dalam Musnadnya (21872) dan Ad Darimi dalam Sunannya (3257).)

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an” (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi)

5. Akan menempati tingkatan yang tinggi di Surga Allah ‘Azza wa Jalla.
Sabda rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Sisyah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda; jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur’an. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Al Qur’an adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.

6. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu Ia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: “Ia itu ahli Qur’an (orang yang membaca atau menghafal Al- Qur’an dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.

7. Menjadi orang yang arif di surga Allah ‘Azza wa Jalla.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam “Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu Bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda; “Para pembaca Al Qur’an itu adalah orang-orang yang arif di antara penghuni surga,”

8. Memperoleh penghormatan dari manusia.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam “Dari Abu Musa Al Asya’ari Radhiyallahu ‘anhu Ia berkata bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati Orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal Al-Qur’an yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al-Qur’an tidak di amalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil.”

9. Hatinya terbebas dari siksa Allah ‘Azza wa Jalla.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
” Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam Baginda bersabda: ” bacalah Al Qur’an kerana Allah tidak akan menyiksa hati orang yang hafal Al Qur’an. Sesungguhanya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Qur’an maka hendaklah ia bergembira.”

10. Mereka (bagi kaum pria) lebih berhak menjadi Imam dalam shalat.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam :
“Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam beliau bersabda; “yang menjadi imam dalam solat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca (hafalan) Al Qur’an.”

11. Disayangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu Bahawa Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad. Kemudian nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya, “dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Qur’an?” apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.”

12. Dapat memberi syafa’at kepada keluarga.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu: “Barangsiapamembaca Al Qur’an dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka.”

13. Merupakan bekal-bekal yang terbaik.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Jabir bin Nufair, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda; “Sesungguhnya kamu tidak akan kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang paling baik daripada sesuatu yang berasal dari-Nya yaitu Al Qur’an.

Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy’an, semoga setelah menyimak beberapa keutamaan menghafal Al Qur’an tadi antum sekalian sudah memberanikan diri untuk Bersumpah bagi diri kita masing-masing bahwa DEMI ALLAH selama kita masih diberi kesempatan dan kesehatan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, maka selama itu pula kita akan terus berupaya untuk menghafalkan kitab termulia tersebut yakni Al Qur’an meski sedikit demi sedikit.

Baiklah Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullah, menghafal Al Qur’an bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan keinginan yang kuat, keistiqamahan, kesabaran, dan disertai dengan UPAYA NYATA yakni mau memulai dan terus berusaha tanpa kenal lelah apalagi kata “MENYERAH”, namun menghafal Al Qur’an juga bukanlah amalan yang mustahil untuk dikerjakan OLEH SIAPA PUN, sampai kepada kita yang memiliki seabrek kesibukan lainnya, namun perlu kami ingatkan sekali lagi, bahwa harus SABAR dan ISTIQAMAH…!

Bagaimana metode menghafal bagi orang-orang yang memiliki kesibukan…?

Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy’an, antum jangan berfikiran bahwa dengan metode ini antum akan menghafal Al Qur’an dalam waktu setahun atau dua tahun, tidak Ikhwan dan Akhwat sekalian, bahkan metode ini membutuhkan waktu 15 hingga 30 tahun, TERLALU LAMA…? terserah penilaian antum bagai mana, namun setidaknya INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAPAL SAMA SEKALI, mungkin antum khawatir akan diwafatkan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan hafalan…? Maka kami sampaikan bahwa SETIDAKNYA KITA BISA BERBAHAGIA KARENA MENINGGAL DALAM KONDISI MEMBAWA NIAT YANG MULIA YANG DIBENARKAN OLEH AMALAN YANG TENGAH KITA LAKUKAN, dan juga antum jangan berfikiran bahwa ini adalah pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan tanpa kesabaran, keistiqamahan, dan tindakan nyata, sebab tanpa semua itu berarti antum hanyalah BERANGAN-ANGAN…!

Syarat yang WAJIB untuk antum penuhi sebelum melaksanakan metode ini adalah:

1. Niat karena mengharap Keridhaan Allah.

2. Mampu membaca Al Qur’an dengan tartil (tajwid yang benar), atau setidaknya antum terus berusaha untuk memperbaiki kualitas bacaan Al Qur’an antum.

Berikut adalah metode yang Alhamdulillah telah kami buktikan sendiri dalam kurun waktu yang belum genap setahun ini:

1. Mulailah menghafal dari Juz 30 atau juz 29 atau juz 28, setelah itu silahkan mulai dari Juz 1 dan seterusnya.

2. Gunakan Mushaf Al Qur’an Huffadzh, yakni Al Qur’an cetakan standard international, di mana setiap juz-nya rata-rata terdiri dari +/- 10 lembar (20 halaman; di mana setiap halaman maksimal terdiri dari 15 baris), usahakan istiqamah dengan satu mushaf, tapi bukanlah alasan untuk tidak menghafal ketika suatu ketika antum lupa membawa mushaf antum, tetaplah menghafal meski dengan mushaf yang berbeda, ini hanya untuk lebih memudahkan antum dengan sebuah kebiasaan.

3. Persiapkan diri dengan mengatur 5 waktu khusus untuk menghafal dalam sehari, dan kami sangat menyarankan bahwa waktu tersebut adalah setiap antum selesai menunaikan shalat fardhu.

4. Setiap waktu tersebut, hafalkanlah 1 baris, jika hal tersebut masih terlalu berat bagi antum maka cukup hafal setengah baris saja setiap selesai shalat fadhu, dan jika setengah baris ini masih memberatkan bagi antum, maka ‘afwan karena kami hanya mampu menyarankan kepada antum PERBANYAKLAH ISTIGHFAR…!!! (Ikhwan dan Akhwan sekalian, dengan menghafal 1 baris setiap selesai shalat fardhu, berarti insyaa Allah dengan kesabaran dengan keistiqamahan, antum akan Menghafal seluruh Al Qur’an dalam waktu 15 tahun, dan jika antum hanya sangguf menghafal setengah baris setiap waktu yang telah ditentukan tersebut, maka insyaa Allah dengan kesabaran dan keistiqamahan, maka antum akan menghafal seluruh Al Qur’an dalam waktu 30 tahun, sekedar mengingatkan bahwa setidaknya INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAPAL SAMA SEKALI).

5. Jika memungkinkan, cobalah antum mencari sahabat atau teman yang bisa ikut menghafal bersama antum, sebab hal tersebut akan lebih menguatkan bagi antum, boleh dari saudara, teman, istri, atau suami, namun jika tak ada satu pun maka sendiri juga insyaa Allah tidak mengapa, ANTUM PASTI BISA…!!!

6. Jika antum memiliki media yang memungkinkan untuk membantu antum seperti HP, MP3/MP4 Player, atau apa saja yang dilengkapi dengan fasilitas recorder & playback maka gunakanlah media tersebut, rekam suara (bacaan) antum pada media tersebut agar antum bisa mendengarnya di setiap kesempatan sebelum tiba waktu selanjutnya, kegiatan ini sebagai media muraja’ah dengan pendengaran sekaligus melatih telinga kita untuk terbiasa tidak mendengar hal-hal yang sia-sia seperti lagu dan musik.

7. Banyak-banyak berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar dimudahkan, diistiqamahkan untuk menghafal Al Qur’an, juga agar diberi usia, kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaikan cita-cita mulia ini.

8. Gunakan kesempatan Qiyam Al Layl sebagai waktu tambahan untuk memuraja’ah hafalan-hafalan antum.

MANAJEMEN KEGIATAN MENGHAFAL:

1. Target hafalan adalah 1 halaman terhafal dengan lancar setiap pekannya (bagi yang sanggup untuk menghafal 1 baris setiap waktunya), atau setengah halaman terhafal dengan lancar setiap pekannya (bagi yang menghafal setengah baris setiap waktunya), cara mencapainya:
- Ba’da Subuh mulai hafal 1 Baris / setengah baris (pilih salah satunya sesuai kesanggupan, kemudian istiqamah-lah!!!).
- Ba’da Dzhuhur tambah hafal 1 Baris / setengah baris.
- Ba’da Ashar tambah hafalan 1 Baris / setengah baris.
- Ba’da Maghrib tambah hafalan 1 Baris / setengah baris.
- Ba’da ‘Isyaa’ tidak perlu tambah hafalan, khususkan waktu ini untuk memuraja’ah (mengulang-ulang) semua hafalan yang telah di hafal hari itu, jangan lupa di antara waktu shalat fardu, manfaatkanlah media yang antum miliki untuk memuraja’ah hafalan antum melalui pendengaran.
- Lakukan hal di atas selama 4 hari berturut-turut (hingga antum menyelesaikan target antum dalam sepekan yakni 1 atau setengah halaman).

2. Dalam sepekan terdiri dari 7 hari, namun dengan metode ini insyaa Allah maksimal dalam 4 hari antum telah menyelesaikan target hafalan antum untuk sepekan, berarti masih tersisa 3 hari dalam sepekan tersebut, GUNAKANLAH 3 hari tersebut untuk memuraja’ah hafalan antum pada pekan tersebut, INGAT…!!! jangan terburu-buru untuk pindah ke hafalan selanjutnya, tetaplah istiqamah dengan target antum yakni 1 atau setengah halaman setiap pekannya.

3. Dalam sebulan, terdiri dari 4 pekan, berarti dengan metode ini antum akan menghafal 2 lembar setiap bulannya (bagi yang menghafal 1 baris setiap waktunya), atau 1 lembar setiap bulannya (bagi yang menghafal setengah baris setiap waktunya). Dari sini bisa kita ketahui bahwa dengan metode ini kita bisa menghafal 2 juz dalam waktu 10 bulan bagi yang menghafal 1 baris setiap waktunya, atau 1 Juz dalam waktu 10 bulan bagi yang menghafal setengah baris setiap waktunya, sebab 1 Juz = 10 lembar Al Qur’an, Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullah, ini berarti dalam setahun tersebut ada waktu 2 bulan tersisa yang lagi-lagi bisa kita manfaatkan untuk KHUSUS memperlancar hafalan kita tersebut. Sekali lagi kami ingatkan, bahwa JANGAN menambah hafalan antum di waktu-waktu yang telah kita khususkan untuk muraja’ah.

KESIMPULAN DARI PENERAPAN METODE INI:

1. Jika antum menghafal 1 baris setiap waktunya, berarti antum akan menjadi seorang penghafal Al Qur’an dalam waktu 15 tahun, dengan kata lain “TIADA TAHUN KECUALI HAFALAN ANTUM BERTAMBAH SEBANYAK 2 JUZ”.

2. Jika antum menghafal setengah baris setiap waktunya, berarti antum akan menjadi seorang penghafal Al Qur’an dalam waktu 30 tahun, dengan kata lain “TIADA TAHUN KECUALI HAFALAN ANTUM BERTAMBAH SEBANYAK 1 JUZ”.

KELAMAAN IKHWAN DAN AKHWAT SEKALIAN…???

SEKALI LAGI… INGATLAH PESAN KAMI INI:

IKHWAN… SETIDAKNYA INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAFAL SAMA SEKALI…!!!
AKHWAT… SETIDAKNYA INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAFAL SAMA SEKALI…!!!

Jika suatu ketika antum futhur (lesuh semangat) dalam menggapai cita-cita mulia ini, maka ingatlah (bacalah) kembali hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam tentang keutamaan dan kemualiaan para penghafal Al Qur’an, dan ingatlah kedua ibu bapak antum yang pastinya ingin untuk dipakaikan Pakaian Kemuliaan beserta Mahkota kemuliaan di Akhirat kelak.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa melindungi kita dari kefuhuran, dan menjadikan kita semua sebagai hamba-hambanya yang hafal Al Qur’an, mengamalkan, dan mendakwahkannya, serta mematikan kita semua dalam kondisi dada yang menyimpan Al Qur’an beserta kemuliaannya. Aamiyn Yaa Rabbal ‘Aalamiyn.

Semoga bermanfaat, Salam dan do’aku untuk antum semua wahai saudara-saudariku seiman,

SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAYKA

Washallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa ash-haabihi ajma’iyn, wa aakhiru da’waanaa ‘anilhamdulillahi Rabbil’aalamiyn.

AKHUKUM FILLAH,
-Imam Auliya-

Makassar, Rabu Masaa’ 27 Syawwal 1431 H / 6 Oktober 2010 M.

www.markazquran.com

Metode Menghafal Qur'an 10 Menit

Metode Menghafal Al Quran 10 Menit


Perbaiki dan luruskan niat menghafal Al-Quran hanya untuk Allah SWT, perbanyak doa, jauhi jauhi maksiat, kuatkan azam (tekad) dan istiqamah dalam menghafal dan murajaah.

Pertama : 10 menit setelah shalat subuh (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 pertama
dari satu halaman.

Kedua : 10 menit setelah shalat zhuhur (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 kedua dari satu
halaman.

Ketiga : 10 menit setelah shalat ashar (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 ketiga dari satu
halaman.

Keempat : 10 menit setelah shalat maghrib (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 keempat dari satu halaman.

Kelima : 10 menit setelah shalat isya (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 kelima dari satu halaman.

Keenam : Dan yang terakhir 10 menit setelah shalat witir untuk melakukan muraja’ah
(pengulangan) yang telah kamu hafal sejak subuh tadi. Dengan demikian anda telah
melalui hari ini dengan menghafal Al-Quran satu halaman penuh.

Selanjutnya luangkan waktu khusus, seperti hari jumat, untuk melakukan murajaah hafalan yang telah anda lakukan dalam satu pekan ini.
Dengan demikian atas izin Allah anda telah berhasil menuntaskan hafalan setengah juz dalam tempo 10 hari.

*Persembahan Khusus dari Yayasan Muntada Ahlil Quran (www.muntadaquran.net),

Selasa, 31 Mei 2011

SNW :Prinsip Pergiliran Zaman

Taujih Nabi (arahan Nabi)
Prinsip pergantian zaman ini juga selaras dengan prediksi Rasulullah shalla-llahu 'alaihi wa sallam dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam besar dalam bidang hadits Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi dari Abu Hudzaifah, intelijennya Nabi shalla-llahu 'alaihi wa sallam (shahibus sirr) pada 14 abad yang silam.

تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَآءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَآءَ أَنْ يَرْفَعَهَا


“Adalah (fase kepemimpinan) nubuwah ada pada kalian apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Dia menghendaki mengang-katnya.”
Inilah periode awal perjalanan sejarah ummat Islam. Saat itu ummat Islam dipimpin langsung oleh manusia paripurna (insan kamil), pemimpin orang-orang yang bertaqwa (imamul muttaqin), panglima para mujahid (qa-idul mujahidin), yaitu Muhammad shalla-llahu ‘alaihi wa sallam. Mereka langsung dipandu oleh figur teladan (uswatun hasanah) sejak masa kesulitan, kegoncangan (fatrah al-idhthirab) di Mekah sampai jaya di Madinah. Sejak sebelum berfikir tentang perang sampai berkali-kali terjun di medan laga. Sejak sebelum berfikir tentang format kepemimpinan sampai menjadi pemimpin yang disegani di Jazirah Arab. Manusia penunggang onta yang tertata ulang persepsi (tashawwur) dan mata hati (bashirah) mereka tentang Tuhan, alam sekitar dan diri mereka sendiri, terbukti dalam sejarah memiliki kapasitas dan kapabilitas menjadi penghulu dunia (ustad ziyatul ‘alam). Beralalulah masa keemasan itu (‘ashrudz dzahab) selama 23 tahun. Ketika Allah menghendaki, Ia mencabut masa kejayaan itu.

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مَنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُوْنُ مَا شَآءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَآءَ اللهُ

أَنْ يَرْفَعَهَا

“Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj nubuwah itu, maka terjadilah apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Dia menghendaki untuk mengangkatnya.”

Inilah fase kedua perjalanan sejarah ummat Islam. Para ulama dan ahli sejarah sepakat bahwa periode ini adalah pada masa khulafaur rasyidin: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Ada yang berpendapat sampai ke kurun khalifah kelima, Umar bin Abdul Aziz. Masa ini fase khalifah yang lurus, jujur dan adil. Rasulullah shalla-llahu 'alaihi wa sallam melegitimasi masa kedua ini masih dalam koridor minhajin nubuwah (metode kenabian). Artinya periode pertama dan kedua ini adalah masa teladan dan rujukan (referensi) ummat Islam.

مَنْ كَانَ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهَ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ هَذِهِ اْلأُمَّةِ قُلُوْبًا وَأَعْمَقُهَا عِلْمًا وَأَقَلُّهَا تَكَلُّفًا أَقْوَمُهُمْ هَدْيًا وَأَحْسَنُهُمْ حَالاً قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ دِيْنِهِ فَأَعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثَارَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ (رواه أحمد عن ابن مسعود)

“Barangsiapa hendak menjadikan teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam. Sebab, mereka itulah yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit takalluf-nya (sedikit mengada-ada), paling lurus petunjuknya, dan paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan dien-Nya. Karena itu hendaklah kalian mengenal keutamaan jasa-jasa mereka dan ikutilah jejak mereka, sebab mereka senantiasa berada di atas jalan (Allah) yang lurus.” (HR. Ahmad dari Ibnu Masud).
Ketika belakangan ini usaha penegakan tatanan kehidupan Qur’ani pada level eksekutif dan legislatif disalahartikan, bahkan dikhawatirkan terjadi disintegrasi bangsa, itu adalah sesuatu yang wajar. Karena di belahan dunia manapun belum terwujud prototipe negara yang menegakkan syariat secara formal dan komperhensif.

Jika penerapan tatanan ilahi di kepingan-kepingan bumi yang sempit di era globalisasi saat ini tanpa direstui oleh kekuatan internasional kuffar, maka akan menjadi bulan-bulanan. Sebut saja Iran, Pakistan, Sudan yang berusaha menerapkan syariat Islam, maka akan ditemukan catatan-catatan yang penuh dengan kekurangan dan ketidakberdayaan. Ketika kaum kafir internasional menghadapi kaum muslimin pada skala global, maka penyelesaian masalah kaum muslimin tidak bisa diselesaikan secara lokal.

Tepat sekali sebagaimana yang disinyalir Syekh Hasan al-Banna, bahwa tahapan perjuangan ummat setelah pembebasan negeri dari penjajahan asing (tahrirul wathan) adalah memperbaiki pemerintahan yang ada agar kondusif dalam penegakan tatanan ilahi (ishlahul hukumah). Adapun yang terkait dengan format politik Islam, tatanan resmi yang Islami dalam kehidupan bernegara baru terjadi pada tahapan penegakan Khilafah Islam internasional (iqomatul khilafah al-Islamiyah al-‘alamiyah) nanti.

Mungkin ada yang bertanya dan meragukan statemen diatas. Itu ‘kan terjadi pada 15 abad yang silam, tentu berbeda dengan kondisi kita sekarang ini. Manusia pada masa jahiliyah dahulu dengan zaman jahiliyah sekarang (jahiliyah fil qarnil ‘isyrin) adalah sama. Ketika merasa lapar membutuhkan makan, ketika haus perlu minum dan ketika ingin memenuhi kebutuhan biologis perlu nikah, dll. Zaman bisa berubah, tetapi manusianya pada prinsipnya tidak berubah. Yang berbeda hanya produk materialnya saja.

Manusia sekarang berada di jurang kehancuran. Membutuhkan kehadiran sistem kehidupan yang tidak sekedar menonjolkan daya cipta material, tetapi memiliki daya kendali capaian teknologi. Karena inovasi teknologi sekarang hanyalah pengembangan dari komponen teknologi yang ada. Kepemimpinan yang dirindukan manusia modern adalah yang bisa menawarkan ‘aqidah (iman) dan manhaj (pola kehidupan Islami), meminjam istilah Sayid Quthub dalam muqaddimah karyanya, Ma’alim fith Thariq (Rambu-rambu di Sepanjang Jalan Perjuangan).

Kekayaan mahal ummat inilah yang sekarang tidak diyakini oleh pemiliknya. Maka kita dituntut meyakinkan diri kita dan orang lain akan kebenaran dan orisinalitas ‘aqidah dan manhajul hayah ini. Kita memerlukan sebuah pola kepemimpinan yang menghargai capaian teknologi dan mendayagunakan secara maksimal untuk mewujudkan kehendak-kehendak Allah.

ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُوْنَ مَا شَآءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَآءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

“Kemudian akan ada raja yang menggigit, maka terjadilah apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Dia menghendaki untuk mengangkatnya.”


Fase kehidupan ummat Islam yang ketiga ini dikuasai oleh raja yang menggigit. Ia datang silih berganti dengan sebutan yang berbeda-beda. Yang paling awal adalah Dinasti Umaiyah, kedua Dinasti Abasiyah dan ketiga Dinasti Utsmaniyah yang berakhir pada tahun 1924. Sekitar 13 abad ummat Islam di bawah kekuasaan raja-raja yang menggigit ini (mulkan ‘adhdhan).

Pada masa ini para khalifah disebut raja, karena secara formal menjabat khalifah tetapi pada dataran operasional pola pemerintahannya menerapkan sistem kerajaan. Kepemimpinan bukan dilahirkan oleh syura tetapi diwariskan kepada keluarga dekat kerajaan, anak keturunannya.

Disebut “raja yang menggigit” karena masih menggigit Kitabullah dan Sunnah Rasul, tetapi hampir-hampir lepas. Dan pada akhirnya lepas juga pada tahun 1924 dengan munculnya Dewan Nasional Turki oleh Mustafa Kamal Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Namun, para ulama’ yang istiqamah menggelarinya dengan Mustafa Kamal A’da’ut Turk (Musuh Bangsa Turki). Inilah masa keruntuhan dan keterpurukan ummat Islam. Dunia Islam laksana kebun yang penuh tanaman subur dan bunga-bunga yang indah, tetapi tanpa pagar pelindung dan penjaga kebun yang bertanggung jawab.

Kondisi ini sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah shalla-llahu 'alaihi wa sallam, “Kamu sekalian akan dijarah beramai-ramai oleh ummat-ummat manusia seperti halnya santapan yang dikerumuni orang-orang lapar. Karena kamu semuanya ibarat buih, jumlahnya banyak tetapi tidak berkualitas”.

Sebelum tahun 1924, sekalipun kendali kekuasaan dipegang oleh “raja yang menggigit”, tetapi ummat Islam masih memiliki payung dan pusat komando (al-imamah al-‘uzhma) di Turki. Dalam dokumen sejarah dicatat, para penguasa negeri-negeri muslim di seluruh dunia selalu mengadakan korespondensi dengan pusat kekuasaan di Turki. Pada akhir abad ke-20, panglima Fatahilah sepulangnya dari menunaikan ibadah haji, beliau singgah untuk belajar di Akademi Militer di Turki. Sekembalinya ke Nusantara beliau bisa memukul mundur pasukan penjajah Portugis.

Lalu, Rasulullah shalla-llahu 'alaihi wa sallam meneruskan sabdanya :

ُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَرِيًّا فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

“Kemudian akan ada (pemegang) kekuasaan yang diktator, maka terjadilah apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Allah menghendaki untuk mengangkatnya.”

Masa keempat perjalanan sejarah ummat Islam ini mengalami krisis kepemimpinan. Ummat Islam dari segi kuantitas tergolong besar, tetapi mereka laksana sampah, makna lain dari gutsaa’ (buih), menurut pakar hadits Dr. Daud Rasyid. Mereka bukan berkumpul tetapi berkerumun. Mereka mayoritas, tetapi hati-hati individu mereka tercabik-cabik oleh paham kedaerahan (nasionalisme) yang sempit, madzhab, aliran keagamaan dan kepentingan. Kehadirannya tidak menggenapkan dan kepergian-nya tidak mengganjilkan. Mereka diperebutkan untuk dijadikan mangsa binatang buas.


Pada periode ini, jangankan sepakat untuk mengangkat isu-isu besar penegakan Daulah Islamiyah, penentuan awal Ramadhan dan Idul Fithri saja tidak menemukan kata sepakat. Di tengah-tengah mereka tidak ada wasit (penengah) yang dipercaya untuk mengambil keputusan yang disepakati oleh semua komponen umat ini. Tubuh ummat Islam tercabik-cabik oleh perpecahan internal. Energi mereka habis untuk ghibah, namimah, hasud, dendam, terhadap kawannya sendiri. Sehingga terlambat dalam merespon perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya (dhu’ful istijabah lil mutaghayyirat).


Setelah tahun 1924, dunia memasuki perang dunia I, II dan Perang Dingin antara Blok Timur versus Blok Barat (syarqiyyah wa gharbiyyah). Tetapi, rentetan peristiwa diatas hanyalah muqaddimah tampilnya mulkan jabariyyan (raja diktator) berskala global. Setelah tahun 1990, tidak ada lagi dua kubu di pentas kehidupan global. Yaitu pasca runtuhnya Tembok Berlin di Jerman. Hegemoni raja diktator internasional mulai menampakkan eksistensinya, bermarkas di Gedung Putih (al-bait al-abyadh), dan didukung oleh kroni-kroninya yang tergabung dalam negara G7 : Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Italia, Kanada dan Rusia.


Tidak ada pemimpin yang mangkat (baca: naik ke tampuk kekuasaan) di belahan dunia ini selain dalam hegemoni raja diktator dunia, kecuali yang dirahmati oleh Allah. Mereka yang bersebarangan dengan kemauan penguasa diktator dunia akan berjalan tertatih-tatih. Mereka memiliki tangan-tangan dan kaki-kaki di semua kepingan bumi ini. Bahkan belakangan ini ada upaya sistematis untuk memecah keutuhan bangsa, dengan fenomena Papua dan Aceh. Pihak-pihak yang masih getol mempertahankan keutuhan NKRI disingkirkan oleh orang nomer satu di negeri ini dari panggung kekuasaan

Halaman 5 dari 8
Prinsip pergantian zaman ini penting diketahui agar kita menyadari di kurun mana kita ini sedang berada. Ternyata kita berada pada titik nadir kelemahan ummat ini. Kita tidak terlalu berharap kemana pun dan kepada siapa pun. Siapa pun yang tampil memegang tampuk kepemimpinan di dunia pasti mendapat SIM (Surat Izin Mangkat) dari hegemoni malikun jabbar. Marilah kita bangun, bangkit, memperbaharui komitmen kita karena kita mengalami masa yang tidak sederhana. Kita bergerak pada kurun yang tidak mudah.


Saatnya kita bangun untuk menyongsong masa terakhir dari perjalanan sejarah ummat Islam yaitu masa khilafah ‘ala manhajin nubuwwah. Karena kita yakin bahwa kepemimpinan raja diktator ada masa akhirnya. Kebatilan, sekalipun dipagari oleh kekuasaan yang kokoh akan segera hilang. Lebih-lebih saat ini mereka mengadakan konspirasi global untuk menghancur-kan pusat syiar-syiar Islam. Sesungguhnya mercusuar Islam (baca: Tanah Suci Makkah) itu adalah milik-Nya. Dia sendiri yang akan menjaganya dari tangan-tangan jahil.

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ (رواه احمد ابوداود و الترمذي)

“Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj nubuwah (metode kenabian).” (HR Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmudzi).


Persoalan yang esensial bagi kita bukan terletak pada kapan terjadinya khilafah atas metode kenabian itu. Sebab, masa itu akan terjadi pada masa kita atau kemungkinan pada zaman keturunan kita. Hadits ini adalah prediksi nubuwwah, bukan ramalan ahli nujum dan para normal. Kita tidak bangkit pun prediksi Nabi itu pun akan terjadi. Kita sekarang perlu mempersiapkan diri sebagai elemen perubah dan pencabut sang diktator dunia. Dengan cara konsisten; istiqamah, mudawamah wal istimrar (berkesinambungan) melaksanakan tahapan amal Islami (maratibul ‘amal Islami) merujuk tahapan turunnya wahyu Al Quran.


Yaitu, memperbaiki akidah (ishlahul ‘aqidah), melaksanaan syariat (tathbiqusy syari’ah), memperbaiki akhlak (ishlahul akhlaq), melaksanakan dakwah dan harakah (‘amalu ad-da’wah wal harakah) serta memperbaiki kualitas jama’ah (binaul jama’ah).


Pada akhirnya kita perlu bangkit untuk mewujudkan agenda-agenda penting dakwah diatas. Agar kita aman dan lulus dari Mahkamah Ilahi kelak. Kita berupaya menyadarkan sebanyak mungkin manusia agar menjadi batu bata dakwah (asy-sya’bu qawaa-idud da’wah). Sekalipun kita tidak sadar, tidak bangun, tidak bergerak, fenomena kebangkitan ummat Islam itu pasti terwujud, dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala.


Berita gembira kemenangan Islam

1) Janji Allah kepada orang beriman

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فيِ اْلأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لِهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَسِقُوْنَ (النور : 55)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.” (QS an-Nuur : 55).


Menurut Ibnu Katsir, ini adalah janji Allah pada Rasul-Nya shalla-llahu 'alaihi wa sallam, bahwa Allah akan menjadikan ummatnya para pemimpin bumi, atau pemimpin dan penguasa mereka. Dengan mereka negara akan menjadi aman, dan manusia tunduk kepada mereka. Dan Allah akan menggantikan ketakutan mereka menjadi perasaan damai. Terbukti ketika Rasulullah shalla-llahu 'alaihi wa sallam masih hidup, Allah telah membebaskan Makkah, Khaibar, Bahrain, seluruh Jazirah Arab, seluruh Yaman, memungut upeti dari Majusi Hajara, dan dari beberapa daerah Syam, Heraclius raja Romawi memberikan hadiah, demikian juga Muqauqis penguasa Mesir dan Iskandariah, raja-raja Oman, dan Najasyi (Negus) raja Abbyssinia (yang nantinya dikuasai oleh sahabat-sahabat Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam).


Kemudian usaha mulia itu diteruskan oleh Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ia menjadikan jazirah Arab sebagai pusat kekuatan Islam. Kemudian mengirim tentaranya ke Parsi di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu, dan mampu membebaskan daerah itu. Kemudian mengirim tentara kedua, di bawah komando Abu Ubaidah bin al-Jarrah radhiyallahu ‘anhu menuju Syam, dan ketiga dibawah komando ‘Amru bin ‘Ash radhiyallhu ‘anhu menuju Mesir. Pada masa itu, Syam, Bashrah, dan lain-lain dibebaskan.


Kemudian disempurnakan oleh khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Tiada dalam sejarah setelah Nabi-nabi, orang yang sepadan dalam kekuatan sirahnya dan keadilannya dengan al-Faruq ini. Pada zaman ini seluruh Syam, Mesir, sebagian Parsi dibebaskan. Kishra dihinakan, kekuasaan Caesar di negeri Syam direbut. Kemudian ia menginfakkan harta Kishra dan Caesar untuk sabilillah. Hal ini sesuai dengan janji Allah kepada Nabi shalla-llahu ‘alaihi wa sallam.


Pada zaman Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu kekuasaan Islam telah sampai ke penjuru timur dan barat dunia. Negeri-negeri Maghrib dapat dibebaskan hingga Cina. Kishra terbunuh dan kerajaannya habis riwayatnya. Kota-kota Irak, Khurasan dan Ahwaz dapat ditundukkan, sehingga kharaj (pajak tanah) dari penjuru timur dan barat dikumpulkan ke hadapan khalifah Utsman. Berkat bacaannya, kajian dan menyatukan ummat untuk memelihara al-Quran. Dalam hadits shahih, Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللهَ زَوَى لِيْ اْلأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارَبَهَا وَسَيَبْلُغُ مُلْكَ أُمَّتِيْ مَا زَوَى لِيْ مِنْهَا

“Allah telah memperlihatkan kepadaku bagian timur dan barat bumi, dan kekuasaan umatku akan mencakup seluruh wilayah yang aku lihat ini.”

2) Allah akan mendatangkan kaum yang Dia cintai
Berita gembira disebutkan dalam surat al-Maidah, mengancam orang-orang murtad yang keluar dari agama. Mereka tidak akan mengganggu agama Allah, dan agama Allah tidak akan runtuh dengan kemurtadan mereka. Allah akan mendatangkan generasi mukmin yang kuat, yang membasmi kekafiran. Mereka menegakkan agama dalam jiwa mereka sebagai ikatan yang kuat – bahkan ikatan cinta – antara mereka dengan Tuhan mereka, ikatan kasih sayang sesama saudara seiman, ikatan kemuliaan dan kekuatan terhadap orang-orang kafir, dan ikatan perjuangan dan jihad terhadap orang yang berbuat munkar. Semua ini adalah sifat-sifat pokok yang dijelaskan dalam al-Quran untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman, dan mengancam orang-orang murtad.

يَآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَسَوْفَ يَأْتيِ اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فيِ سَبِيْلِ اللهِ وَلاَ يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لاَئِمٍ (المائدة : 54)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang yang beriman, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela” (QS Al Maidah : 54).


Ibnu Katsir berkata, “Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan akan tibanya kekuasaan yang besar. Barangsiapa yang tidak mau menolong agama Allah dan menjalankan syariat-Nya, maka Dia akan menggantikan mereka dengan orang-orang yang lebih baik dari mereka, lebih kuat, lebih lurus, teguh pendirian”.

وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لاَ يَكُوْنُوْا أَمْثَالُكُمْ (محمد : 38)

“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (QS Muhammad : 38).

إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِأَخَرِيْنَ (النساء : 133)

“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu).” (QS an-Nisa’ : 133).

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيْدٍ (إبراهيم : 19-20)

“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan menggantikanmu dengan makhluq yang baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah.” (QS Ibrahim : 19-20).


Ketika menafsirkan ayat,

يُجَاهِدُوْنَ فيِ سَبِيْلِ اللهِ وَلاَ يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لاَئِمٍ

“Mereka berjihad di jalan Allah dan mereka tidak takut celaan orang yang suka mencela.”


Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya ketaatan kepada Allah, pelaksanaan hudud, memerangi musuh Allah, dan amar ma’ruf nahi munkar, tidak terpengaruh dan terhalangi oleh siapapun. Mereka tidak gulana atas kecaman yang mereka dapatkan dari orang-orang yang bodoh.”


Ibnu Katsir menyebutkan hadits dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, yang diriwayatkan Imam Ahmad, “Kekasihku – Rasulullah – menyuruhku untuk menjalankan tujuh hal.” Kemudian beliau menyebutkan antara lain, “Rasulullah menyuruhku mengatakan kebenaran meskipun itu pahit, dan menyuruhku agar tidak takut terhadap cercaan orang yang mencerca.”

3) Kabar gembira dari Sunnah Nabi

لَيَبْلُغَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ لاَ يَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدْرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلاَّ أَدْخَلَهُ هَذَا الدِّيْنَ بِعِزِّ عَزِيْزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيْلٍ عِزًّا يُعِزُّ اللهُ بِهِ اْلإِسْلاَمَ وَذُلاًّ يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ (رواه أحمد فى مسنده)

“Islam akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang mewah maupun yang sederhana kecuali akan memasukkan agama ini ke dalamnya. Dengan memuliakan oarng yang mulia atau menghinakan orang yang hina. Mulia karena dimuliakan Allah disebabkan keIslamannya dan hina karena dihinakan Allah disebabkan kekafirannya.” (HR. Ahmad dalam Musnad).


Maksud sampainya Islam ke daerah yang disentuh siang dan malam, yaitu tersebarnya Islam ke seluruh permukaan bumi, sebagaimana siang dan malam menutupinya, dan masuknya agama ini ke daerah perkotaan maupun pedesaan.

هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ (التوبة : 33)

“Dia lah (Allah) yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya diatas segala agama.” (QS at-Taubah : 33).


Pengertian lafazh “liyuzh-hirahu ‘alad-diini kullihi” ialah dominasinya atas semua agama. Pada abad-abad pertama, Islam mengungguli Yahudi, Nasrani, paganisme Arab, Majusi Persia, dan sebagian agama-agama Asia-Afrika. Akan tetapi, Islam belum menang atas semua agama. Kita masih menunggu berita gembira ini, dan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.


Dan masih banyak lagi berita gembira meluasnya kemakmuran, kembalinya khilafah atas manhaj nubuwwah, bertahannya kelompok kebenaran, datangnya pembaharu setiap abad, turunnya al-Masih, datangnya al-Mahdi, kemudian fenomena kebangkitan kesadaran beragama di kawasan-kawasan yang selama ini menjadi pusat kekufuran, dan populasi ummat Islam yang semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat pada jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun yang terus bertambah, berasal dari daerah yang selama ini tidak mengenal Islam, dsb

Sumber daya manusia (al-wasa’il ghairul maddiyah ‘indal muslimin)
Saat ini jumlah ummat Islam di dunia berkisar 1/4 milyar penduduk. Tersebar di lima benua. Benar, pandangan orang yang mengatakan, yang lebih penting adalah kualitas. Tetapi kuantitas memiliki kepentingannya sendiri, sampai mencapai jumlah dimana musuh kesulitan menghancurkannya.


Sesungguhnya jumlah yang besar adalah nikmat. Ia adalah syarat mutlak terhadap semua prestasi ekonomi atau peradaban. Apabila jumlah jamaah shalat fardhu sepadan dengan jumlah shalat Jum’ah adalah diantara tanda-tanda kebangkitan ummat. Meskipun gelombang politik Islam bersifat fluktuatif, tetapi jumlah penduduknya – secara global – tidak pernah berkurang. Islam ibarat air, senantiasa mencari tempat yang rendah untuk mengalir.


Bangsa-bangsa di dunia berusaha keras mengurangi populasi kaum muslimin. Mereka membuat blok-blok (persekutuan) di antara mereka, walaupun terdapat perbedaan yang tajam dalam ras, bahasa, agama dan sejarah. Jumlah yang besar adalah anugerah yang patut disyukuri.

وَاذْكُرُوْا إِذْ كُنْتُمْ قَلِيْلاً فَكَثَّرَكُمْ (الأعراف : 86)

“Dan ingatlah ketika kalian sedikit lalu Allah membanyakkan (jumlah) kalian.” (QS al-A’raf : 86).

Sumber daya alam (al-wasa’il al-maddiyah ‘indal muslimin)

Kita memiliki barang tambang dan kekayaan sumber daya alam yang terpendam di perut bumi dan di dasar lautan. Ini adalah kekuatan ekonomi. Sesuatu yang tidak dimiliki ummat lain. Tanah kita subur dengan daratan rendah dan oase-oase. Kita memiliki bukit-bukit, gunung-gunung, lautan, teluk, sungai-sungai besar, sumber-sumber mata air, sumur-sumur, cadangan penyimpanan air tanah dan tambang-tambang yang penting yang dibutuhkan oleh dunia. Kita memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Sumber-sumber kekayaan alam itu berada di kawasan Teluk, Aljazair, Brunei Darussalam, Indonesia, bahkan di wilayah-wilayah muslim bekas Uni Soviet dan yang masuk ke dalam RRC, ditemukan sumber-sumber minyak.


Letak geografis kita memiliki nilai penting. Tempat pertemuan benua-benua, sumber-sumber peradaban dan tempat lahirnya risalah-risalah langit; Yahudi, Nasrani dan Islam. Memang Allah subhanahu wa ta’ala telah menyediakan energi material dan immaterial untuk membantu kaum muslimin, membangun dan memanfaatkan untuk menegakkan agama-Nya, sekaligus memadamkan berbagai pemberontakan terhadap Islam di berbagai penjuru dunia.

Warisan sejarah (khubratun min at-tarikh)

Islam pada masa lampau telah berjaya memegang kendali peradaban lebih dari tujuh abad. Belum pernah ada satu agama maupun ideologi yang mampu mengembangkan peradabannya melebihi Islam. Peradaban Barat pun hari ini baru berumur kurang lebih 450 tahun. Itupun telah terjadi krisis akhlak dan material. Jika kaum muslimin pada masa lampau mampu menguasai peradaban, tentu bisa juga untuk mengendalikan masa depan, bi-idznillah.

Senin, 30 Mei 2011

MELONCAT MAINSTREAM DAKWAH ?

Sekedar sharing dari tulisan teman sebelah kamar......
disebuah asrama mahasiswa di King saud university
moga manfaat

MELONCAT MAINSTREAM DAKWAH ?
oleh: Muhammad Zulifan*

"Kita adalah korban pemahaman dari pandangan orang-orang yang kita agungkan"

Mungkin kalimat itu tepat untuk menggambarkan kondisi keberjamaahan kita.
Kedirian kita telah sedikit banyak terkonstruk pada satu mainstream tertentu.
Mulai dari hal-hal yang besar semisal paradigma politik sampai hal kecil semisal
ciri fisik.

Ciri fisik atau pemampilan seseorang sering merupakan representasi jamaah (baca:
harokah ) yang ia geluti. Sampai-sampai pilihan panjang celana dan warna baju
bisa menggambarkan seluruh kedirian seseorang, mulai dari prinsip-prinsipnya
tentang fiqh, paradigma dakwah di masyarakat, cara menghishlah negara, hingga
gambaran aktivitas sehari-hari. Tak heran, jika dalam sebuah Universitas Islam,
untuk mengetahui jamaah yang dianut seorang mahasiswa baru, tak usah ditanyakan
kamu ikut jamaah apa? Cukup mengarahkan pandangan mata ke bawah, dan seketika
itu sikap atasnya ditetapkan; Bagian dari kami atau bukan. Kalau begini,
mirip-mirip propaganda AS dengan semboyan " War Agains Terrorisme".

MAINSTREAM ITU…
Fenomena umum, seorang aktivis Hizbut Tahrir senantiasa istiqomah dengan
pemikirannya yang tidak jauh dari satu kata keramat “Khilafah”. Apapun kasusnya,
ujung-ujungnya adalah Khilafah. Ketika ada kasus penjara mewah, komennya
tegakkan khilafah, ada kasus korupsi, komennya tegakkan khilafah, dan mungkin
jika ada percekcokan suami-istri maka mereka akan berkomentar tegakkan khilafah,
itu solusinya.

Lain lagi aktivis ikhwan, mereka lebih suka pada jurus pamungkas “Palestina dan
Yahudi”. Ketika kasus Namru atau flu babi mencuat, mereka berkomentar ini
rekayasa AS dan Yahudi. Ketika Hamas dan Fatah tidak bersatu, dikatakan Fatah
telah bersekongkol dengan Yahudi. Hingga mereka melupakan faktor internal umat
Islam yang sulit bersatu. Yahudi seolah begitu kuatnya hingga bisa melakukan
apapun di dunia ini.

Sedangkan ikhwan salafy, apapun permasalah bangsa ini yang rumit, mau ada
korupsi, kemiskinan, kejahatan, komennya tidak jauh dari : laksanakanlah sunnah,
tinggalkan bid’ah, perkuat aqidah, maka Islam akan tegak dengan sendirinya.
Tidak perlu yang namaya harokah dan tanzim dakwah apalagi sampai ikut
berpolitik. Semua itu adalah bidah. Titik.

BERFIKIR LEBIH KOMPREHENSIF
Fenomena yang terjadi, umat Islam kini lebih menyukai budaya simple dan enggan
berfikir lebih rumit, detail dan komprehensif.
Simplifikasi masalah bangsa pada satu muara; belum tegakkanya khilafah,
menjadikan anggota jamaah tersilap untuk memikirkan hal-hal yang lebih rumit,
akibat pola pikir yang terlalu simple tadi. Ide kreatif menjadi beku karena
adanya semacam chine wall dalam alur berfikir tiap anggota. Bagaimana
berpartisipasi mengihslah negara, ishlah sistem birokrasinya, sistem sistem
politik hingga sistem militernya. Semua itu butuh kajian yang tidak simple. Bila
mereka memberikan solusi, itupun sebatas solusi normatif yang amat sangat sulit
konteks implementasinya ke dalam Indonesia kini. Pemikiran simple inilah yang
mematikan potensi kader.
Ambil contoh zakat. Banyak yang berpandangan bahwa masalah kemiskinan akan
selesai dengan penegakan zakat seperti zaman Khalifah Umar. Padahal bila
ditelisik lebih dalam zakat bukan satu-satunya instrumen pengentas masalah
kemiskinan. Zaman Umar dikenal sebagai zaman penaklukan wilayah di luar
Islam.Disamping Umar dikenal sebagai peletak profesionalisme pengelolaan negara.
Hal itu membuat banyak pemasukan negara yang masuk ke madinah, ibu kota Islam.
Meski demikian pada masa ini pula terjadi paceklik yang menewaskan banyak
penduduk. Karenanya, mengatasi kemiskinan tidak sekedar zakat, tapi di sana
butuh sistem ekonomi multilevel yang tidak simple, terlebih dalam konteks modern
sekarang ini dimana ada globalisasi, FTA, pola produksi, masalah buruh,UMR,
Askes, dll .

Nampaknya untuk ini, HT harus terbuka pada pemikiran bahwa untuk menegakkan
Al-Islam, tidak harus mendirikan negara Islam, tapi, kuasai hukumnya,
undang-undangnya, ekonominya, pendidikannya, birokratnya, militernya, pers
medianya, maka Islam akan tegak dengan sendirinya.

Selanjutnya, pemikiran fatalis yang mengarahkan segala kerusakan di dunia ini
adalah karena rekayasa Yahudi membawa akibat umat tidak dewasa. Aktivis dakwah
kurang berfikir dengan kajian yang lebih luas dan komprehensif. Contoh Kasus
Namru. Saya sepakat bahwa lembaga ini harus hengkang dari bumi Indonesia. Namun,
kajian atasnya jangan hanya berhenti pada statemen bahwa Namru adalah rekayasa
Yahudi dan AS untuk menghancurkan Indonesia. Terbukalah pada sudut pandang lain.
Dari sudut pandang ketarahan nasional misalnya, bahwa sebuah negara (dalam hal
ini AS) wajib melindungi rakyatnya dari segala ancaman. Apalagi sebagai negara
terbuka, AS di kunjungi oleh orang dari seluruh dunia tiap harinya. Menjadi
kewajiban pemerintah untuk mewaspadai virus-virus yang akan membahayakan
negaranya. Karena itu didirikanlah lembaga riset di seluruh dunia. Dan begitulah
juga seharusnya sikap Indonesia ketika menjadi negara super power dan pusat
peradaban dunia nanti.

Masalah Palestina, selalu yang disalahkan Yahudi. Padahal kritik internal sangat
perlu dilakukan. Yang ada, aktivis dakwah lebih banyak fanatic dengan gerakan
Hamas, tanpa mau mengkaji lebih lanjut kelemahan strategi yang selama ini
dilakukannya. Nyatanya, Hamas belum mampu menyatukan gerakan perlawaan
Palestina. Strategi ikut Pemilu dan menangnya Hamas juga tidak berdampak banyak
pada Palestina yang lebih baik. Nyatanya, kini Palestina-- sebagai entitas
muslim-- terpecah. Dengan kondisi terpecah, amat sulit bagi Palestina mendapat
dukungan dunia Internasional.

Lebih fatalis lagi pemikiran yang menganggap semua masalah akan selesai dengan
kita melaksanakan sunnah dan meninggalkan bidah, hingga acuh tak acuh pada
permasalahan umat kontemporer, cukup taat dengan Pemerintah (meskipun tidak
dipilih berdasar prinsip Islam), jangan protes terhadapnya apalagi
berdemonstrasi. Mereka telah lupa bahwa mengishlah negara, berpolitik (termasuk
berperang dan persiapannya ) adalah bagian dari sunnah yang Rasul ajarkan juga.

LONCAT MAINSTREAM, MUNGKINKAH?

Melihat Fenomena di atas, nampaknya sulit bagi anggota jamaah untuk bisa
melampaui pemikiran mainstream jamaah. Ada semacam lingkaran imaginer yang
membatasi. Hal ini merupakan konsekuensi logis berjamaah dengan tuntutan harus
selalu taat pada satu pilihan fiqh, di tengah pilihan fiqh yang lain yang
mungkin dipilih. Pada tataran akar rumput, ketaatan kadang menjadikan potensi
mereka jadi tidak berkembang. Lama-kelamaan, ketaatan yang tidak terkelola
dengan baik, apalagi tidak diimbangi dengan pemahaman atas gerakan yang dinamis,
menimbulkan perpecahan seperti dialami banyak jamaah.

Habbit anggota selama ini yang tidak memungkinkan adanya pandangan yang luas.
Bacaan aktivis HT tidak jauh dari buku karya Taqiyuddin An-Nabhani atau buku
lain tentang khilafah dan Daulah. Sedangkan bacaan ikhwan tidak jauh dari
buku-buku karangan Hasan Al-Banna, Sayid Qutb, Fathi Yakan atau buku-buku ulama
IM lainnya. Sedangkan Salafi setia (dan cenderung fanatik) pada bacaan
karya-karya Syaikh Al-Albani dan Syaikh Bin Baz. Ditambah forum kajian yang
hanya mengundang ustadz dari harokahnya masing-masing, maka lengkap sudah
faktor untuk menjadikan seseorang tertuju pada fanatisme harokah.

Yang sudah, alur berfikir linear sejalan mainstream harokah ini sering
menjadikan sesorang sulit untuk bersikap terbuka, bahkan yang lebih parah amat
susah untuk menerima pemikiran ataupun sekedar pembahasan dari harokah yang
berbeda.

KHATIMAH..

Bukan hal yang salah untuk setia pada mainstream jamaah, tapi harusnya setiap
anggota tidak menutup diri pada solusi jamaah lain atau malah menyalahkannya.
Adanya cita-cita menegakkan Islam di bumi Indonesia itu tidak cukup dengan alur
berfiir yang simple-simple semacam itu. Perlu kedalaman kajian multidsiplin ilmu
(bio, sosio, psiko, eco, hankam) hingga masyarakat Indonesia mampu mencernanya.
Atau jika tidak, cita-cita itu hanya akan jadi simbol-simbol usang yang kan
ditinggalkan masyarakt Islam sendiri.

Karenanya, sikap terbuka pada tawaran solusi atau ijtihad harokah lain nampaknya
harus dibuka lebar-lebar. Bagaimanapun, tidak ada jamaah yang sempurna.
Masing-masing jamaah punya kelebihan dan kekurangan . Sesekali cobalah berfikir
di luar mainstream harokah masing-masing karena dakwah tak selebar pemahaman
seorang tokoh saja...

* WaSekjend Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PKTTI
UI), Koordinator Jaringan Islam Nasional (JIN).

Rabu, 25 Mei 2011

Salah satu peternak puyuh

UD Fisheus/Tanto - DIY May 25, 2011 10:41:03

Telor = 180/butir kemasan dos isi 750 butir Gambar lihat di FACEBOOK GRUP TERNAK
PUYUH GJR atau FACEBOOK HALAMAN TERNAK PUYUH GEMA' JAYA RAHARJA

Bibit puyuh umur 1 minggu = 2100/ekor
pakan puyuh layer = 220.000/sak
pakan puyuh stater = 250.000/sak
kandang untuk 200 ekor 450.000
puyuh pekir = 3200/ekor
puyuh pejantan = 2800/ekor

seluruh harga loco kandang kelompok.

foto foto kelompok ternak puyuh GJR di FACEBOOK GRUP "TERNAK PUYUH GJR" atau
FACEBOOK HALAMAN TERNAK PUYUH GEMA' JAYA RAHARJA

Ket : harga fluktuatif tidak mengikat dapat berubah sewaktu2.

salam
tanto seksi humas dan pemasaran
0811 250 4339 Sempati
0817 463 482 XL
0274 685 3220 Fleksi
Email/YM : fisheus@ymail.com
BBM : 2348DAD4

Khasiat Puyuh

WHY DAGING BURUNG PUYUH KHASIATNYA??
28

Mar
DAGING

•Dagingnya sangat lezat dan gurih.
•Dagingnya, merupakan makanan alternatif bagi para penderita jantung koroner dan darah tinggi.
•Daging puyuh dengan tekstur daging halus lembut dan manis dengan kandungan kolesterol sangat rendah.
•Daging puyuh kaya mikronutrien dan berbagai vitamin termasuk folat, B kompleks dan vitamin E dan K.
•Selain itu, kandungan telur dan daging puyuh mempunyai kadar kolesterol yang sangat rendah. Bahkan dibandingkan dengan telur unggas lainnya, seperti ayam, bebek dan angsa, ternyata telur puyuh mengandung beberapa komposisi yang cocok bagi perkembangan otak dan tulang bagi balita. Di mana, selain protein yang memuat 13%, lemak 11%, dan zat lainnya 1,3% juga, komposisi ini dilengkapi semua jenis vitamin dibandingkan telur unggas lainnya.
•Bisa melancarkan peredaran darah.
•Menguatkan tulang belakang.
•Buat yg bosen sama daging ayam bisa nyobain daging puyuh sebagai pilihan menu makanan baru.
•Daging burung puyuh, bergizi, kaya protein, besi, kalsium, fosfor, yang dikenal sebagai tempat penyimpan logam;
•Oleh karena itu dianjurkan bagi orang dengan kadar kolesterol tinggi dan mereka yang ingin mempertahankan tingkat rendah kolesterol.
•Pada sistem saraf manusia memiliki peranan gizi khusus daging burung puyuh, telur, darah dapat digunakan sebagai obat.
TELUR PUYUH

•Telur puyuh sangat lezat dan sebanding dalam rasa dibanding dengan telur ayam negeri.
•Nilai gizi mereka adalah 3 – 4 kali lebih tinggi dari telur ayam
•Telur puyuh mengandung protein 13%, sedangkan telur ayam memiliki sekitar 11%.
•Telur puyuh memiliki 140μg vitamin B1, dibandingkan dengan 50μg dalam telur ayam.
•Telur puyuh jauh lebih kaya vitamin B2, besi, kalium, kalsium dan fosfor dari telur ayam.
•Telur puyuh kaya kolesterol HDL, (yang ‘baik’ kolesterol), sehingga bahkan warga senior bisa memakannya.telur puyuh memiliki kadar kolesterol rendah dan kaya akan choline, zat kimia penting untuk fungsi otak.
•Telur puyuh kaya lesitin, cephalin dan hormon, dan protein telur puyuh partikel protein telur dari partikel-partikel kecil, lebih mudah pencernaan dan penyerapan, alergi dan masalah gastrointestinal efek khusus,
•Dilihat dari kandungan protein dan lemaknya dapat di katakannya telur puyuh lebih baik dibandingkan telur unggas. Karena daging puyuh mengandung 21,10 % protein sedangkan lemaknya hanya 7,7 %.
•Selain itu, ternyata menurut data analisis dari beberapa peternak puyuh. Manfaat telur puyuh dapat menghaluskan kulit dan menyembuhkan jaringan-jaringan tubuh seseorang di kala mengalami penurunan kesehatan tubuh
•Bahkan, beberapa buah telur puyuh, bila dikonsumsi setiap hari dan dicampur beberapa sendok madu, sangat berkhasiat untuk menyembuhkan impoten dan lemah syahwat

Selasa, 24 Mei 2011

Rencana Penyaluran Dana Zakat UPZ-BMH IJMA TAQWA

Alhamdulillah pada bulan ketiga walaupun belum dilakukan Launching besar-besaran keberadaan UPZ BMH-IJMA TAQWA karena beberapa pertimbangan "politis" (maklum masih ada yang secara keras mempertanyakan kegiatan ini)..telah terkumpul dana sekitar 2,6 juta rupiah.
Sesuai dengan petunjuk SOP induk Baitul Mal..maka 12.5% dari zakat akan diserahkan pada amil .. Sehingga dana yang akan disalurkan 2.4 juta rupiah dalam waktu 3 bulan atau 800ribu per bulan dengan rincian: 3 orang Jompo dan Uzur, dan 5 orang beasiswa Yatim dan Dhuafa..

Ya.Allah semoga kegiatan ini semakin lancar, lingkungan kami semakin damai dan sadar zakat...berilah petunjuk pada orang-orang yang selalu mengahalangi kami sehingga ybs bisa berbalik pikiran dan bergabung dengan kegiatan yang positif ini..Amiiin

Pasar: Seutama-utamanya Wakaf

Pasar: Seutama-utamanya Wakaf

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:b08glvMmNF2JoM:http://4.bp.blogspot.com/_6flI7B6exn8/SQaB5xas-II/AAAAAAAAAL8/u3yKSsa8_RQ/s320/pasar.jpg

Segera setelah mukim di Madinah, Rasulullah SAW, menciptakan dua hal: masjid dan pasar. Kata Rasul SAW, -pasar- merupakan tempat yang harus dapat diakses bebas oleh semua orang tanpa ada pembagian, tidak ada pajak, retribusi, atau bahkan uang sewa. Berikut adalah rule of the game-nya.

Pasar serupa dengan Masjid.

Rasulullah SAW bersabda: “Pasar mengikuti sunnah masjid: siapa dapat tempat duluan, berhak duduk sampai dia berdiri dan kembali ke rumah atau menyelesaikan perdagangannya” (Al Hindi, Kanz al Ummal, V 488 no 2688).

Pasar adalah Shadaqah tanpa ada kepemilikan pribadi

Ibrahim ibnu Mundhir al Hizami meriwayatkan dari Abdullah ibn Ja’far bahwa Muhammad ibn Abdullah ibn Hasan mengatakan, “Rasulullah SAW memberi kaum Muslimin pasar sebagai sedekah” (Saba K, Tarikh Al Madinah Al Munawarah, 304).

Tanpa Penarikan uang sewa.

Ibnu Zabala meriwayatkan dari Khalid ibnu Ilyas al Adawi: “Surat Umar ibnu Abdul Aziz dibacakan kepada kami di Madinah, yang menyatakan bahwa pasar adalah sedekah dan tidak boleh ada sewa (kira) kepada siapapun.” (As Samhudi, Wafa al Wafa, 749).

Tanpa Penarikan Pajak

Ibrahim al Mundhir meriwayatkan dari Ishaq Ibn Ja’far ibn Muhamad dari Abdullah ibn Ja’far ibn al Miswar, dari Syuraih ibn Abdullah ibn Abi Namir bahwa Ata ibn Yasar mengatakan; “Ketika Rasulullah SAW ingin membuat sebuah pasar di Madinah, beliau pergi ke pasar Bani Qainuqa dan kemudian mendatangi pasar Madinah, menjejakkan kaki ke tanah dan bersabda; “Inilah pasar kalian. Jangan membiarkannya berkurang (la yudayyaq) dan jangan biarkan pajak apa pun (kharaja) dikenakan”. (Ibnu Saba K Tarikh Al Madinah Al Munawarah, 304).

Di sana tidak ada Pesan atau Klaim Tempat

Ibnu Zabala meriwayatkan dari Hatim ibn Ismail bahwa Habib mengatakan bahwan Umar Ibn Khattab (pernah) melewati gerbang Ma’mar di pasar dan (melihat) sebuah kendi di dekat gerbang dan dia perintahkan untuk mengambilnya… Umar melarang orang meletakkan batu pada tempat tertentu atau membuat klaim atasnya. (As Samhudi, Wafa al Wafa, 749).

Dan di Sana Tidak Boleh dibangun Toko-toko

Ibnu Shabba meriwayatkan dari Salih ibn Kaysan…bahwa…Rasulullah SAW Bersabda: “Inilah pasar kalian, jangan membuat bangunan apapun dengan batu (la tatahajjaru) di atasnya dan jangan biarkan pajak (kharaj) dikarenakan atasnya.” ( As Samhudi, Wafa al Wafa, 747-8).

Abu Rijal meriwayatkan dari Israil, dari Ziyad ibn Fayyal, dari seorang Syekh Madinah bahwa Umar ibn Khattab ra melihat sebuah toko (dukkan) yang baru dibangun oleh seseorang di pasar dan Umar merobohkannya. (Ibnu Saba K Tarikh Al Madinah Al Munawarrah, 750).

Demikian sejumlah panduan dari Rasulullah SAW dan para Sahabat tentang aturan main dalam pasar, hasil riset Prof. Umar I. Vadillo, seorang alim’ dari Spanyol yang dimuat sebagai Bab ‘tijara’ dalam kitab Shaykh Dr. Abdalqadir as Sufi, Sultaniyya.

Adakah pasar yang sesuai sunnah Rasul di sekitar kita kini? Herankah kita melihat para pedagang dikejar-kejar polisi Pamong Praja di jalanan? Tidakkah menyediakan sarana umum, apalagi pasar, tempat setiap orang mencari rezeki adalah sebagus-bagusnya sedekah?

Maka, bukankah seutama-utamanya wakaf untuk saat ini, tak salah lagi adalah membangun pasar yang sesuai dengan aturan Rasulullah SAW di atas

Senin, 28 Maret 2011

UPZ-BMH IJMA TAQWA

Alhamdulillah setelah PKS ditanda-tangani , para amilin UPZ IJMA mulai bergerak. Pak Dede Suryana dan Pak Yana Maulana mulai merencanakan program dan pengelolaan data mustahik/Muzakki.
Program yang sudah terbayang akan dikerjakan diantaranya adalah :beasiswa berkah untuk anak yatim, beasiswa prestasi untuk anak-anak dhuafa yang memerlukan biaya sekolah dan proyek "Home/Masjid Schooling" untuk anak-anak yang putus sekolah..

"Home/Masjid Schooling" adalah konsep sekolah terbuka untuk level SD/SMP/SMA anak-anak dhuafa/yatim putus sekolah ini akan diberikan pendidikan sesuai dengan program Nasional plus pendidikan wirausaha dan agama..

Kami akan mencoba mengarahkan supaya anak bisa lulus UNAS tanpa belajar di bangku sekolah, sehingga pembelajaran formalnya akan fokus pada materi yang akan di UNASkan, sedangkan titik fokus lainnya adalah pada sisi Keagamaan dan Wirausaha...

Diharapkan si Yatim dan si Dhuafa putus sekolah formal ini kelak akan menjadi agen perubahan untuk lingkungan...

Alhamdulillah Pak Yana yang juga sekretaris RT ini sempat mempromosikan proyek ini di rapat RW, dan mendapat sambutan dari yang lainnya..termasuk dari Ibu Ana seorang aktivis di RW...

MMMMmmm.mudah2an proyek ini berjalan lancar

Jumat, 25 Maret 2011

Merawat Pohon Kesuksesan

Tulisan bayu gautama selalu menarik...sederhana tapi menarik...
Judul aslinya: Obrolan Pagi di teras rumah...


Pagi hari, sambil menyiram tanaman di halaman rumah saya
memerhatikan pohon mangga tetangga yang tengah berbuah lebat dan ranum.
Beberapa buahnya yang terlihat segar ‘nangkring’ di atas halaman rumah saya,
sehingga selalu jadi fokus perhatian setiap kali saya menyiram dan
merapihkan tanaman. Secara tak sengaja
pula, saya dan isteri sering bertanya kenapa pohon mangga tetangga sudah
berbuah sedangkan pohon di halaman rumah kita belum? Bukankah waktu menanamnya
sama? Apakah karena berbeda jenisnya?

Secangkir kopi panas datang bersama si cantik, udara yang
sejuk di pagi itu akan sedikit terhangati oleh dua teman setia, kopi panas dan
isteri yang cantik. Ditambah, ia pun ikut nimbrung dalam gumam saya, “Insha
Allah, memang belum waktunya tumbuh. Sabar, insha Allah nanti punya kita lebih
manis…” Aih, kalimat yang indah
seindah orangnya.

Setelah menyeruput kopi panas, terasa hangat membaluri
tubuh. Meski sebenarnya bukan hangat kopi yang membaluri tubuh ini, melainkan senyum
manis si pembawa kopi serta perhatiannya pada segala apa yang ada di diri
suaminya, termasuk hal-hal kecil yang tengah dipikirkan. Contohnya soal pohon
mangga di halaman rumah kita. “Mungkin kita tidak merawatnya sebaik tetangga kita
merawat tanaman-tanamannya, pohon itu kan makhluk hidup juga,” tambahnya.
Makhluk manis itu terlihat semakin manis dan cantik dengan kecerdasannya.

Sebenarnya beberapa pekan lalu pohon mangga itu sempat memberi
harapan dengan mulai berbunga, senang sekali melihatnya berbunga pertanda ia
pun bakal menghasilkan buah yang banyak. Namun entah kenapa, hanya berlangsung
dua pekan bunga-bunga yang juga sempat menjadi buah mangga berukuran
kecil-kecil itu rontok satu persatu. Saya hanya sempat mengatakan, “Yah,
buahnya nggak jadi rontok semua…” Mungkin isteri saya menangkap kesan kecewa di
hati saya meski itu sedikit. Karenanya ia kembali berujar, “Tidak apa, kemarin
ia berbunga itu sekadar memberi tanda bahwa ia masih hidup dan bisa berbuah. Kitanya
saja yang harus bersabar”.

Sambil duduk di teras menemani saya yang terus asik merawat
tanaman, rasanya teras rumah di pagi itu menjadi tempat terindah yang pernah
ada di dunia bagi saya. Ya, setiap pagi selalu ada obrolan menarik di teras
itu, baik dengan isteri atau dengan anak-anak menjelang mereka berangkat ke
sekolah. Atau pun obrolan yang tak terdengar seperti layaknya obrolan ketika
saya “berbincang” dengan si bungsu yang baru bisa menyebut satu-dua kata, “nihh…”
dan “tuhh”. Sesedikit apapun yang keluar dari mulutnya, tetapi kemampuan lawan
bicaranya menangkap apa yang terucap dan yang tidak terucap maka “perbincangan”pun
akan selalu bermakna. Sama halnya dengan pasangan kita, sering kali komunikasi
itu tidak selalu terucap, lebih banyak hal yang tidak terucap namun hanya
tersirat. Setiap pasangan dituntuk memiliki kemampuan lebih menangkap yang
tidak terucap itu, karena memang kadang tidak semua bisa dengan mudah
diungkapkan dengan kata-kata.

Kembali ke pohon mangga di halaman rumah yang belum berbuah,
membandingkannya dengan mangga tetangga yang lebat berbuah, “mungkin kita tak
sebaik mereka merawatnya, tak rajin menyiraminya, tak memupuknya dengan pupuk
terbaik dan tak membersihkan lingkungannya, juga tak mendoakannya,” imbuh si
cantik yang masih duduk manis di teras. Intinya, saya menangkap makna yang tak
terungkap dari ucapannya, bahwa “jangan iri dengan hasil yang didapat
seseorang, irilah dengan proses dan kerja keras yang diupayakannya sehingga
mendapatkan hasil yang baik”.

Sobat, kesuksesan tidak didapat dengan instan. Harus melalui
proses yang kerap tidak mudah, semakin tinggi tingkat kesuksesan yang ingin
kita raih, sudah pasti semakin besar juga tantangan yang harus dihadapi. Untuk mencapai
keberhasilan, semua proses menujunya wajib dijalani sebaik-baiknya. Sudahkah kita
benar-benar merawat pohon kesuksesan itu dengan baik? Menyiraminya dengan air
semangat agar senantiasa tumbuh, memupuknya dengan keyakinan agar menghasilkan
buah terbaik yang kita harapkan? Juga menjaga dan membentuk lingkungan yang
mendukung agar tumbuh kembangnya semakin baik?

Seringkali kita hanya melihat kesuksesan yang diraih orang
lain, tanpa mampu melihat proses dan kerja keras yang dilakukannya. Inilah letak
kekeliruan kita sehingga kesuksesan tak kunjung berpihak dan seolah terus
menjauh. Tersenyumlah menatap pohon kesuksesan Anda, teruslah berusaha
sekaligus bersabar menanti buah termanis dari setiap usaha kita.

Obrolah yang indah di teras pagi itu, seberapa mampu kita
menciptakan setiap ruang, tempat dan waktu untuk senantiasa mengambil hikmah,
sebanyak itulah kita akan mampu untuk terus memerbaiki dan melengkapi
kekurangan yang ada. (Gaw, dedicated for members of SOL - School of Life)



Bayu Gawtama
LifeSharerSOL - School of Life
085219068581 - 087878771961
twitter: @bayugawtama
@schoolof_life

SELAMAT PAGI YANG PUNYA MASALAH BESAR HARI INI

Tulisan ini saya ambil dari milis DT, Penulis adalah teman di facebook..
meski hanya bisa berteman di facebook tapi saya bangga bertemen dengannya...
kagum atas tulisan dan kiprahnya...selamat membaca...

Belum jam tujuh pagi saat itu, orang-orang di bawah flyover
Ciputat baru mulai memasang lapak-lapak mereka bersiap mengadu untung dari
ratusan manusia yang lalu lalang. Saya dan seorang sahabat, Riki, masih duduk
di dalam mobil yang terparkir persis di bawah flyover sambil menunggu seorang
rekan yang lain untuk berangkat ke Bandara. Tak berapa lama mata saya tertuju
kepada seorang pemilik lapak yang tengah menyiapkan lapaknya, entah kenapa mata
dan hati ini tak pernah bisa berhenti terusik oleh hal-hal yang kemudian selalu
mengandung pelajaran.

“Lihat kang…” tangan saya mencolak Kang Riki agar ikut
memerhatikan apa yang sedang menarik perhatian saya. “menurut Akang, apa yang
sedang dilakukan bapak pemilik lapak itu?” Sekelebat keluar jawaban singkat
darinya, “Ia sedang membersihkan sampah di dekat depan lapaknya”. Ya, sepintas
memang nampak seperti itu, bapak pemilik lapak tengah membersihkan sampah yang
berserakan persis di depan lapaknya. Mungkin ia tak ingin pembeli menjauh dari
lapak dagangannya kalau banyak sampah berserakan di depannya.

Satu-dua menit kemudian saya memberi pernyataan yang berbeda
dari sahabat saya itu, “menurut saya bukan membersihkan kang, ia hanya
memindahkan sampah-sampah itu dari depan lapaknya. Ia hanya akan menggesernya
satu-dua meter dari tempat semula.” Saya dan kang Riki pun semakin awas
memerhatikannya. Benar saja, beberapa saat kemudian kang Riki berseru, “benar…
ternyata dia tidak sedang membersihkan sampah, hanya memindahkan sampah itu ke
tempat orang lain…”

Setiap manusia pasti punya masalah, namun tidak semua berani
dan sanggup hadapi masalah. Masalah tidak akan pernah bisa dihindari, sepanjang
masih hidup akan selalu menemui masalah. Apakah sesudah mati kita tidak punya
masalah? Tentu saja tidak, pasti adalah masalah lain yang harus kita hadapi dan
selesaikan di hadapan Allah kelak, sebagai pertanggungjawaban perjalanan
kehidupan di dunia. Bisa jadi masalah yang harus dihadapi di akhirat nanti
lebih berat lantaran ketidakmampuan kita mengatasi masalah-masalah di dunia,
karena kita kerap menghindari dari masalah yang datang.

Masalah sesungguhnya energi bagi kehidupan kita, setiap ada
masalah ada energi baru yang mesti dikeluarkan untuk menyelesaikannya. Ujian
dan cobaan adalah cara Allah untuk menaikkan derajat manusia, seperti halnya
ujian kenaikan kelas yang harus dihadapi anak-anak di sekolah. Anak-anak yang
sengaja absen tidak berani hadapi ujian, sudah bisa dipastikan tidak akan naik
kelas. Jadi, semestinya kita bersukur jika terus menerus diberi ujian karena
Allah telah memilih kita untuk menjadi lebih baik di hari depan, tentunya
setelah kita melewati berbagai ujian tersebut.

Kembali ke pemilik lapak di bawah flyover Ciputat, sampah di
depan lapaknya adalah masalah yang harus diselesaikannya. Namun ia memilih
untuk memindahkan masalah tersebut agar tak lagi menjadi masalahnya, dan
berpindah menjadi masalah orang lain. Ia melimpahkan masalah di hadapannya ke
orang lain, sementara orang yang mendapatkan limpahan masalah punya dua
kemungkinan. Ia melakukan hal yang sama dengan temannya, atau ia mengambil
kesempatan untuk menjadi lebih baik dengan menyelesaikan masalah di depannya.

Nyatanya, memang tidak sedikit orang yang takut menghadapi
dan menyelesaikan masalah yang menghampirinya. Setiap masalah yang datang ia
bersembunyi, menghindar atau mengarahkan masalah tersebut ke alamat orang lain,
yang penting tidak ke tempatnya. Orang-orang semacam ini sebenarnya tengah
mengalami kerugian ganda. Pertama, ia tak mendapatkan pelajaran baru dari setiap
masalah yang seharusnya dihadapi, kedua ia tak pernah tahu kemampuannya yang
sesungguhnya. Padahal, jelas-jelas Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas
kemampuan manusia. Jika masalah Anda
bertambah berat, itu berarti kualitas diri Anda bertambah.

Contohnya memang cuma sampah, sebuah masalah kecil di
hadapan kita. Tetapi kalau masalah kecil saja tidak mau menghadapinya,
bagaimana Allah akan memberi tantangan yang lebih besar? Jadi, jangan pernah
pindahkan masalah Anda ke orang lain. Terima saja, hadapi dan selesaikan setiap
masalah yang Anda punya. Ini pilhan buat siapapun, Anda boleh tinggalkan
masalah itu dan tetap menjadi diri Anda yang biasa-biasa saja, atau berani
menghadapinya. Lihat hasilnya, Anda akan menjadi orang yang sangat berbeda dari
sebelum Anda menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Saya ucapkan “selamat” kepada siapapun yang memiliki masalah
besar hari ini, karena esok hari Anda akan menjadi orang yang lebih hebat hari
ini. Tersenyumlah sobat! (gaw)

Bayu Gawtama
LifeSharerSOL - School of Life
085219068581 - 087878771961
twitter: @bayugawtama
@schoolof_life

Kamis, 10 Februari 2011

Saudaraku Bersatulah.....lawan penistaan itu...

Agama Islam di Indonesia kembali mengalami pelecehan...
Kerusuhan di Temanggung dan Cikeusik terjadi karena ada pelecehn,penistaan dan provokasi terhadap umat islam...
Sang Presiden menabuh genderang perang terhadap Ormas yang dianggap anarkis....cuma dia sendiri tidak berani menyebut Ormas apa namanya...
Tiga orang ahmadiyah mati..cepat sekali respon media...tapi ketika umat muslim di poso dibantai..waduh cari beritanya pun susah minta Ampun...
Pada saat para preman ribut di Jakarta, banyak yang mati..tidak seribut ini..
Pada saat geng motor membantai korbanya..tidak ada berita di media televisi...sebegitu hebatnya kah keadilan pemberitaan ini...

Sementara umat muslim..masih juga terkotak-kotak...
Heeii...saudaraku..mari bersatu...
Lindungi Jamaah kita yang sebentar lagi akan terkena fitnah...
Jangan biarkan mereka terus jadi Korban...keluar masuk penjara..

Hmmm...untuk sementara Kasus pencurian terbesar negeri inipun menguap...tidak ada lagi beritanya saat ini...

Gayus...sekarang lagi dimana ya? Bali? London? Hongkong?

Ya..Allah beri kami umat Islam ini persatuan...
Beri kami pemimpin yang Adil...
Hukumlah pemimpin-pemimpin negri ini yang Zalim terhadap umat-MU
Beri para pemimpin itu keberanian untuk membubarkan Organisasi Penista Agama...Organisasi Sesat..

Wass,

Senin, 07 Februari 2011

Buletin Seruan Taqwa

Musyawarah kedua dimulai, Jamaah yang ikut serta masih kurang lebih dari minggu sebelumnya..beberapa orang masih malu-malu untuk bergabung..dan yach..masih ada yang curiga..hui..hi..hi..

Musyawarah kali ini menelorkan beberapa kesepakatan yang sangat baik..yach kegiatan kita ,mulai dari yang ringan-ringan dulu, sperti:
1. Komitmen untuk melakukan Musyawarah Mingguan
2. Kegiatan Silaturahmi dari rumah ke rumah jamaah setiap dua minggu sekali
3. Penerbitan Buletin IJMA, dan beberapa kegiatan lainnya..

Buletin Ijma ditujukan penyebarluasan hasil-hasil kajian yang ada di Mesjid At-Taqwa secara tercetak. Ini namanya Dakwah Bil Qalam...isinya kurang lebih adalah ikhtisar dari pengajian-pengajian yang ada di mesjid At-Taqwa.

Harapan dari diterbitkannya Buletin ini adalah supaya hasil dari pengajian dapat diketahui warga dan memicu ketertariknya masyarakat sekitar mesjid untuk semakin memakmurkan Mesjid...

Saya mengusulkan nama dari buletin tersebut adalah "SERUAN TAQWA" ...hehe pada setuju ga ya?
Kita musyawarah dulu...:-)

Wass