Kamis, 29 September 2011

Yayasan Le Morai Timor Timur

Selesai shalat Isya seperti biasa kami mengobrol, tegur sapa dan saling bercanda sebentar...Pak Tuyana, Pak Yana, P. Qohar, P.Soni saya saling bercanda...ada seseorang terus memperhatikan sambil tersenyum senyum melihat kami bercanda sedemikian akrabnya...
Kemudian P. Soni akan pamit...sambil memperkenalkan tamunya yang dari tadi memperhatikan kami semua tadi.. Namanya Hasan BAsri..pengurus yayasan mualaf tim-tim..dari tegur sapa yang sekedarnya berlanjut dengan cerita yang cukup panjang tentang perjuanganya menjaga akidah anak muslim timtim...

Penasaran ..saya coba cari di google...ternyata luar biasa kiprahnya...Alhamdulillah Ya Allah..Engkau pertemukan lagi hamba-Mu ini dengan orang-orang yang ikhlas berjuang dijalan Mu



Kontribusi yayasan ini tidak kecil. Walau fasilitasi seadanya, tapi ia mampu
menyebarkan manfaat kepada banyak orang. Yayasan Lemorai berada di garda
terdepan membina para muallaf asal Timor Timur


Timor Timur memang telah terpisah dari NKRI. Namun hal itu menyisakan persoalan
tersendiri bagi umat Islam. Sebab, banyak saudara-saudara semuslim di sana yang
hampir saja kehilangan eksistensi akibat konstelasi politik yang terjadi.
Satu-satunya cara terbaik agar akidah mereka terjaga adalah dengan berhijrah ke
berbagai daerah di Indonesia.

Karena itu pulalah di kawasan Dusun Babakan Mulya RT 01/06 Desa Gunung Manik,
Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berdiri Yayasan Lemorai
Timor Timur Indonesia. Lemorai sendiri berarti perkumpulan muallaf asal Timor
Timur.

Adalah H Hasan Basri Roberto Freitas yang menjadi pionirnya. Ketika terjadi
pemisahan provinsi Timor Timur yang kini menjadi Republik Timor Leste, ia
melihat banyak kaum Muslimin dan muallaf di sana yang berada di persimpangan
jalan. Karena itu, untuk menjaga akidah mereka, ia merasa bahwa mereka perlu
dihijrahkan ke berbagai daerah.

Jawa Barat merupakan satu daerah tujuan yang dirasa kondusif bagi pembinaan
Muslim dan muallaf Timor Timur. Selain karena banyak lembaga keislaman yang
peduli terhadap mereka, berdiri juga banyak pesantren di sana. Hasan Basri
sendiri telah banyak menyalurkan anak muallaf Timor Timur itu ke berbagai
daerah di Indonesia dan dititipkan ke berbagai pesantren. Kanwil Depag Jawa
Barat dan NU Jabar sendiri cukup memberi kemudahan kepada para mereka, setelah
mendapat rekomendasi dari MUI Timor Timur (1998).

Yayasan Lemorai resmi merjalankan aktivitasnya per 27 Desember 2000. Lembaga
ini berkembang dengan fasilitas sederhana. Tapi, itu tak menjadikan syiar
dakwah Islam surut. Dengan kondisi terbatas, pihak yayasan kini sedang
mengupayakan penyempurnaan pembangunan masjid, pembangunan asrama putra, asrama
putri dan gedung lain yang dibutuhkan guna proses pendidikan agama yang
dilakukan di sana. Gedung untuk pesantren pun dilengkapi dengan gedung buat
laboratorium komputer dan bahasa serta satu unit gedung untuk konveksi.

“Di sini ada sekitar 54 orang anak yang dididik layaknya sebuah pesantren.
Jumlahnya 35 orang putra dan 12 orang putri. Mereka tidak hanya berasal dari
Timor Timur saja. Tapi ada beberapa daerah, seperti dari NTT, Poso dan
Sulawesi,” ungkap Hasan Basri kepada Sabili beberapa waktu lalu.

Luas tanah yang dimiliki sekitar 3000 M2. Untuk masjid yang dibangun sekitar
tahun 2004-2005 seluas 7x11 meter. Ada pula Panti Asuhan Yatim Piatu Lathiful
Muhtadin serta rencananya dibangun pesantren Lemorai. Sebagai langkah, para
santri belajar di masjid. Karena itu, pembangunan asrama putra pun menjadi
sebuah kebutuhan yang mendesak.

Selama ini, pembangunan gedung tersebut hanya mengandalkan donatur perorangan.
Untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan dibutuhkan sekitar 7 juta rupiah.
Sementara itu, bantuan yang didapat dari para dermawan yang menyisihkan
rezekinya hanya sebesar 1,2 juta rupiah. “Kita selalu yakin dengan Allah. Allah
akan mencukupkan segala kebutuhan itu asalkan kita semua istiqamah berjuang di
jalan-Nya,” ujar Hasan, optimis.

Menurut Siyaman Abdullah, seorang pengajar di sana, ia beserta dua orang
ustadzah Timor Timur dan Sulawesi yang mengajar anak didik putri bahu-membahu
membina mereka untuk memahami Islam secara utuh. Mereka diberi pendidikan
tentang tauhid, akidah, bahasa Arab, hapalan al-Qur’an serta pelajaran Islam
lainnya.

Proses belajar-mengajar yang dijalankan memang berbeda dari yang lain. Usai
Shubuh para santri dididik untuk mampu menghapal al-Qur’an. Mereka belajar
sampai pukul 12 siang di SD dan SMP setempat. Lalu dilanjutkan pemberian materi
sampai menjelang Ashar, kemudian Maghrib sampai Isya. Mereka menerima materi
bahasa Arab atau pelajaran Islam lainnya.

“Selain itu mereka pun mengikuti ekstrakurikuler, seperti olah raga, cara
menanam sayuran serta anak-anak putra disuruh membantu pembangunan. Sementara
santri putri diperbantukan untuk menyediakan makanannya,” tambah Siyaman
Abdullah. Ia mengakui pula, anak didiknya kini ada yang telah mampu menghapal
1-2 juz al-Qur’an.

Saddam Hussein, salah seorang santri di sana menuturkan, dirinya sangat senang
dan menikmati suasana belajar di sana. Ia yang tadinya tidak paham dengan soal
keislaman dapat memahami ajaran Islam itu. “Pokoknya walau dalam kedaan
terbatas, tetapi saya pribadi ternyata mampu belajar secara baik,” ujarnya,
penuh semangat.

Yayasan Lemorai Timor Timur ini sendiri dibina langsung oleh Ustadz Aan Zuhana.
Tidak sekadar menjalankan program internal saja, Lemorai juga melakukan
berbagai kegiatan, antara lain: program baca al-Qur’an setiap Kamis malam dan
berbaur dengan warga sekitar. Bahkan setiap Sabtu malam digelar kegiatan dakwah
dan tabligh keliling di berbagai tempat dengan menghadirkan dai-dai dari luar
daerah.

Berbagai kegiatan insidentil juga turut menyemarakkan kegiatan yayasan ini.
Sekadar contoh, pelaksanaan pemotongan hewan qurban yang bekerja sama dengan
FUUI beberapa waktu lalu. Lebih-lebih menurut Hasan Basri, ada beberapa daerah
yang dekat dengan tempat tinggalnya, yaitu Haur Ngombong dan Mulia Bakti yang
dikenal rawan pemurtadan dan Kristenisasi.

Letak Lemorai kurang lebih 30 km dari Kota Bandung dan 15 km dari pusat kota
Kabupaten Sumedang. Namun, keberadaannya cukup membawa perubahan bagi kehidupan
masyarakat. Akhirnya, masyarakat sedikit demi sedikit mulai mau mempelajari
Islam secara baik dan beribadah secara benar. Bahkan, bupati atau pejabat,
seperti Kapolres Sumedang mau datang berkunjung ke sana. Padahal, hal itu
sebelumnya tidak pernah terjadi.


Amar, salah seorang tokoh muda di sana, cukup positif menanggapi kehadiran
yayasan itu. Mulanya, ia menganggap Muslim Timor Timur bersikap eksklusif.
Ternyata sangkaan itu salah besar, sebab mereka ternyata mau membaur dengan
masyarakat asli.

Meski memiliki masjid besar, namun mereka tetap melakukan shalat Jumat di
masjid Jami yang ada di daerah itu. Tidak itu saja, mereka juga bisa memberikan
kontribusi positif bagi warga. Mereka mampu membuat jalan masuk yang tadinya
hanya lorong-lorong dan membangun lapangan bola voli bagi warga.

“Paling tidak kami bisa menciptakan ukhuwah islamiyah di tempat kami. Terus
terang, mereka (Muslim Timor Timur—red) adalah orang yang baik untuk diajak
bekerja sama, terutama di saat melakukan dakwah Islam kepada masyarakat
sekitar,” tegas Amar.

Karenanya yayasan ini membutuhkan dukungan dari berbagai ormas dan lembaga
Islam yang ada. Karena, apa pun dukungan yang diberikan tentu akan diterima.
Yang tak kalah penting adalah mengupayakan agar perjuangan para muallaf Timor
Timur terlihat dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan Islam itu sendiri.

Yayasan Lemorai Timor Timur Indonesia hanyalah bagian kecil dari Islam itu
sendiri. Mereka patut mendapat perhatian dari siapa pun yang peduli terhadap
saudara mereka sesama Muslim. Semoga perjuangan Hasan Basri Roberto Freitas
bermanfaat bagi orang banyak. Yang tak kalah pentingnya juga adalah menjaga,
membentengi dan membina akidah Islamiyah para muslim dan muallaf Timor Timur
agar menjadi Muslim yang kaffah. Saat ini adalah waktu terbaik untuk
melakukannya.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Minta Kontak person lemorai pak/bu

Agapito Freitas mengatakan...

Untuk Bpk/Ibu yang ingin lebih mengenal yayasan Lemorai Mualaf Timor-Timur langsung Hubungi Bpk Hasan Basri supaya untuk datang langsung ke tempat yayasan di Sumedang : 081214596111 (H. Hasan Basri)

News17 mengatakan...

Perjuangan yang melelahkan!!!🙏👍👍