Jumat, 23 Januari 2009

Nasibmu...oh Muslim Rohingy...a

Koran Republika,
» Berita UtamaKamis, 22 Januari 2009
pukul 07:18:00
Kisah Duka Muslim Rohingya

Merana dan menderita. Itulah potret kehidupan umat Muslim Rohingya yangtinggal di Myanmar. Etnis Rohingya merupakan keturunan Bengali, Panthay -Muslim Burma-Cina. Sejak abad ke-7 M, mereka telah tinggal di Arakan -sebuah wilayah dengan luas 14.200 mil persegi - terletak di Barat Myanmar.
Kini, mereka hidup dalam tekanan junta militer Myanmar yang bengis dankejam. Penindasan, penganiyaan hingga pembunuhan biasa dialami MuslimRohingya. Junta Militer Myanmar memperlakukan Muslim Rohingya tak lebihdari dari sekadar binatang. Meski mereka adalah penduduk Arakan, namunJunta tak mengakui kewarganegaraan mereka.
Tak cuma itu, mereka pun tak bisa melakukan perjalanan dari satu daerah kedaerah lain di negaranya secara leluasa. Tanpa izin dari Junta Militer,jangan harap seorang Muslim Rohingya bisa melakukan mobilitas secarahorizontal. Mereka pun tak bisa berbisnis atau membuka usaha.
Jangankan untuk usaha, hasil pertanian dan perikanan yang mereka perolehdikenakan pajak yang sangat tinggi. Tak jarang, hasil keringat merekadisita secara paksa sebagai hukuman lantaran tak mampu membayar pajak.Junta Militer pun membatasi para pelajar Rohingya agar tak bisa mendapatkanpendidikan tinggi. Mereka dilarang kuliah baik di dalam maupun di luarnegeri.
Banyak dari Muslim Rohingya yang tak berdaya dijadikan buruh paksa. Merekapun tak diperbolehkan menjalankan keyakinan mereka sebagai seorang Muslim.Ratusan masjid dan madrasah di wilayah itu telah dihancurkan penguasa yanglalim. Alquran yang mereka jadikan pegangan hidup telah dinjak-injak dandibakar para tentara bengis yang tak beradab.
Perlakuan tak manusia itu telah membuat Muslim Rohingya berontak.Satu-satunya, cara untuk menyelamatkan hidup dan keyakinannya sebagaiMuslim adalah melarikan diri dari tanah kelahirannya. Organisasi PBB yangmengurusi masalah pengungsi, UNHCR mengungkapkan, jumlah pengungsi yangRohingya yang tinggal di dua kamp UNHCR Bangladesh mencapai 28 ribu orang.
Di luar kedua kamp itu, terdapat tak kurang dari 200 ribu pengungsi MuslimRohingya yang tak terdata. Mereka memilih hidup sebagai manusia perahu.Umat Muslim yang terusir dari tanah kelahirannya itu memilih tinggal diperahu kecil yang terapung di pantai.Selain mengungsi ke Bangladesh, merekajuga menjadikan Thailand, Malaysia dan Indonesia sebagai tempat pelarian.Beberapa waktu lalu, Muslim Rohingya itu sempat diselamatkan dari amukangelombang laut di Sabang, Aceh. Mereka ditemukan dalam kondisi yang sangatmengenaskan - kelaparan dan kehausan.
Tak mudah bagi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang layak di negaralain. Bahkan, saat terdampar di Thailand, pengungsi Muslim Rohingya jugadiperlakukan secara biadab oleh tentara negeri itu.Seorang pelancong asalAustralia yang menolak dipublikasikan identitasnya menyaksikan kekejamanangkatan Laut Thailand. Turis itu kepada CNN mengisahkan, sejumlahpengungsi Muslim Rohingya, dibantai aparat ketika akan berlabuh diKepulauan Similan -- sebuah pulau tempat wisata diving.
Organisasi berita Thailand juga melaporkan, sejumlah Muslim Rohingya itumeninggal dan yang masih hidup dipaksa untuk kembali ke laut, tanpa air danmakanan. Sumber lainnya menyebutkan, ratusan pengungsi Muslim Rohingyaditahan di pulau Sai Daeng, dekat pelabuhan Ranong.Juru Bicara UNHCR, RonRedmon mempertanyakan nasib pengungsi Muslim Rohingya yang singgah keThailand. ''Menurut informasi, sebuah kapal berisi 80 warga Rohingyaberlabuh di Pulau Koh Sai Daeng. Sebanyak 46 lainnya telah ditahan otoritasmiliter Thailand, sekarang di mana mereka?'' tegas Redmon.
UNHCR mendesak agar pemerintah Thailand menghormati HAM para pengungsiMuslim Rohingya. Organisasi PBB itu pun meminta agar negeri gajah Putih itumemberi akses bagi para pengungsi. ''Mereka membutuhkan perlindunganinternasional,'' papar Redmon.Meski, militer Thailand membantah telahmelakukan penyiksaan dan pembunuhan, petinggi Senat negeri itu berjanjiakan mengusut kasus pelanggaran HAM yang dilakukan tentaranya terhadappengungsi Muslim Rohingya. Senat akan meminta penjelasan danpertanggungjawaban dari para petinggi militer.Perdana Menteri AbhisitVejjajiva pun telah menjanjikan sebuah investigasi atas kasus yang sangattak manusiawi itu. Sungguh malang nasib Muslim Rohingya. Pedulikah kita?

Tidak ada komentar: